Tanda Berakhirnya Kekuasaan Dinasti Atut di Tanah Banten Anak Hingga Ipar Bertumbangan di Pilkada, Ini Penyebabnya

Kekalahan yang diderita keluarga Atut karena mereka sudah cukup lama berkuasa di Banten selama dua dekade, hal itu membuat mereka percaya diri. Apalagi survei-survei menunjukkan bagaimana keluarga Atut punya peluang besar untuk memenangkan kompetisi.

Ratu Atut Choisiyah Mantan Gubernur Banten Foto Instagram

Menurut pakar Komunikasi Politik dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Idi Dimyati, sama dengan Pilkada sebelumnya, tidak yang terlalu berubah dari strategi keluarga Atut di lapangan. Hanya saja ada beberapa faktor pembeda sehingga membuat mereka kalah.

Pertama, menurut Idi, kekalahan yang diderita keluarga Atut karena mereka sudah cukup lama berkuasa di Banten selama dua dekade, hal itu membuat mereka percaya diri. Apalagi survei-survei menunjukkan bagaimana keluarga Atut punya peluang besar untuk memenangkan kompetisi.

“Sikap terlalu percaya diri ini yang membuat mereka tidak cukup mawas terhadap gerakan kompetitor,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Republika, Sabtu (30/11/2024).

Mereka terlalu lengah, dan tidak mampu membaca strategi yang digulirkan oleh pihak lawan.

Di sisi lain dukungan dari Pusat yang selama ini selalu dimiliki oleh keluarga Atut tidak terjadi pada Pilkada kali ini. Sebaliknya, kekuatan pusat yang diwakili oleh KIM Plus bertarung dengan keluarga Atut seperti di Serang dan Kabupaten Serang.

“Di kabupaten Serang misalnya Andika harus melawan Zakiyah yang juga Istri dari Mendes (Yandri Susanto), terus kemudian di Banten juga sama, Airin melawan KIM plus minus Golkar,” ujarnya.

Golkar pun, kata ia, tak dapat mendukung secara full karena sebelumnya sudah ada drama. Sementara lawannya partai penguasa didukung kuat oleh KIM Plus.

Sebetulnya, kata Idi, dari informasi yang didapat Andra Soni sempat mengajak Airin untuk maju bersama. Namun keluarga Airin seperti terlalu percaya diri bisa memenangkan kontestasi tanpa dukungan KIM Plus.

Faktor lain yang tak kalah penting menurut Idi adalah kebosanan dari warga Banten terhadap dinasti Atut. Mereka ingin sesuatu yang baru di Banten. Karena selama ini pembangunan Banten dipimpin oleh keluarga Atut biasa-biasa saja. “Tidak ada perubahan yang signifikan, dibandingkan daerah Jawa lain.” ujarnya.

Beragam faktor kombinasi inilah yang membuat keluarga Atut gagal total dalam Pilkada 2024. “Dan sekali lagi kalau selama ini mereka berkuasa karena dukungan nasional, maka Pilkada kemarin mereka justra melawan Pusat.” (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: