Tanah Sekitar Calon Ibukota Baru Jadi Perburuan

Harga tanah melambung dengan cepat. Jika sebelumnya tanah disana tak ada harganya kini jadi barang mahal. Dulu satu hektare lahan kosong cuma laku Rp17 juta hingga Rp25 juta, atau empat hektare seharga Rp70 juta, kini sudah ada yang berani membeli lahan bersertifikat dengan luas setengah hektare seharga Rp500 juta di sana.

EDITOR.ID, Jakarta,- Pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan memindahkan ibukota dari Jakarta ke wilayah antara Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur membuat daerah ini bak berlian. Tanah di sekitar calon ibukota pun menjadi buruan para spekulator.

Para pemilik uang menganggap jika mereka membeli lahan di lokasi calon ibu kota baru tersebut maka akan ikut menikmati dampak dari berkembangnya kota seiring meningkatnya jumlah warga yang tinggal di daerah ini. Tentunya wilayah ini akan berkembang pesat dan menjadi kota besar yang lengkap dengan berbagai kegiatan ekonominya.

Seorang pemilik uang yang enggan jatidirinya disebutkan mengungkapkan bahwa dalam seminggu terakhir ini ia membidik sejumlah lokasi yang dinilai strategis. “Saya berniat membeli tanah disana untuk saya bangun rumah atau kontrakan,” ujarnya.

Harga tanah di lokasi pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur pun menjadi pembicaraan hangat masyarakat setempat, belakangan ini. Pasalnya, harga tanahnya langsung mengalami tren kenaikan drastis.

Terutama warga di sekitar perbatasan Kecamatan Sepaku di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, di Kalimantan Timur saat ini.

Tanpa harus ditanya lebih lanjut, Puning (30), perempuan asal Makassar, lancar menceritakan bagaimana akhirnya dua hari lalu ia dan suaminya ikut-ikutan membeli sebidang tanah di Desa Semoi Empat, Kecamatan Sepaku.

“Di Semoi Empat itu na, biar ja masih hutan, diamkan ja. Sehektare dulu ditawarkan Rp17 juta bapaknya endak mau beli, buat apa, masih hutan. Kemarin kita beli itu Rp30 juta sudah,” kata Puning menceritakan kejadian beberapa hari sebelumnya saat ia dan suaminya membeli tanah di Desa Semoi Empat, Kecamatan Sepaku.

Pemilik warung kopi di ruas jalan Samboja-Sepaku yang tidak begitu jauh dengan Kawasan Konservasi Satwa di Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang masuk di Kabupaten Kutai Kartanegara ini semakin lancar bercerita manakala Budiono (30) dan rekan-rekannya dari Desa Karang Jinawi, Kecamatan Sepaku tiba di sana.

“Habis sudah tanah-tanah bersertifikat tuh, sold out, cuma beberapa hari ja,” ujar Puning yang disambut gelak tawa Budiono dan rekan-rekannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: