“Pajak masalahnya adalah bagaimana kita efisien mengumpulkan pajak itu. Bukan naikin pajak itu. Jadi yang ingin kita bicara adalah bagaimana penerimaan itu lebih baik lebih efisien,” kata Prabowo.
Prabowo mengatakan, tax ratio Indonesia masih jauh di bawah negara tetangga. Pada 2023, tax ratio Indonesia berada di level 10,21 persen.
“Kamboja sudah 18 persen, Thailand sudah 18 persen, Vietnam 18 persen. Saya bertanya, apa bedanya kita dengan orang Thailand, Vietnam? Kan sama orang Asia. Kalo mereka bisa, kita juga pasti bisa,” ungkapnya.
Di sisi lain, Prabowo juga menyinggung soal kekayaan negara yang melimpah. Namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Untuk itu, Prabowo menggenjot program hilirisasi yang digagas oleh Presiden Jokowi.
Prabowo mengeklaim, hilirisasi mampu meningkatkan pendapatan negara. Dia mencontohkan hilirisasi nikel.
“Nikel itu salah satu mineral yang dibutuhkan oleh berbagai industri di dunia, antara lain industri baterai. Kita coba lihat hasil nikel, kalo jadi nikel sulfat meningkatnya 11 kali. Dampak hilirisasi ini sekarang aja sudah naik penghasilan kita,” ungkapnya.
Tak cuma nikel, Prabowo bakal menggenjot program hilirisasi pada 21 komoditas unggulan Indonesia. Padahal, hingga saat ini, pemerintah baru menjalankan program hilirisasi untuk komoditas nikel, tembaga, timah, dan bauksit. (tim)