Jakarta, EDITOR.ID,– Tagar #STYout sempat menggema dan jadi trending topic di twitter usai Timnas Indonesia gagal melaju ke babak Partai Final Piala AFF2022. Indonesia keok ditangan Vietnam dengan skor 2-0 di leg kedua babak Semifinal di Stadion My Dinh, Senin (9/1/2022).
Indonesia kembali gagal membawa trofi Piala AFF ke Tanah Air usai digebuk Vietnam 0-2 lewat dua gol Nguyen Tien Linh pada menit ketiga dan 47′.
Kekalahan itu membuat Skuad Garuda gagal ke final Piala AFF 2022 dan mengubur mimpi memenangi turnamen dua tahunan ini.
Setelah kekalahan itu tagar #styout langsung trending di jagat Twitter. Tagar tersebut sempat menempati peringkat pertama dalam topik di Indonesia, disusul dengan Arhan dan Kasian STY dalam tiga besar trending.
Tagar itu menggema lantaran sebagian netizen benar-benar ingin Shin Tae Yong mundur dari pelatih Timnas Indonesia. Sejumlah alasan menjadi faktor, salah satunya karena besarnya gaji pelatih asal Korea Selatan itu yang mencapai Rp1 miliar per bulan dalam menangi Tim Merah Putih namun gagal memberikan prestasi.
Sementara itu sebagian warganet ingin STY mundur karena kasihan dengan karier pelatih 52 tahun tersebut. Shin Tae Yong dianggap memiliki kapasitas membuat tim lebih baik, akan tetapi karena kualitas pemain Indonesia yang ‘terbatas’ sehingga Timnas Indonesia tetap jalan di tempat.
Sejak direkrut PSSI pada akhir 2019, pencapaian Shin Tae Yong bersama Timnas Indonesia hanya sampai runner up Piala AFF 2020 dan medali perunggu SEA Games 2021.
Selain itu Shin Tae Yong juga membuat peringkat Timnas Indonesia dalam ranking FIFA meroket hingga ke posisi 151 dan membawa tim senior dan Indonesia U-19 lolos ke putaran final Piala Asia 2023.
Sehingga jika melihat durasi kontrak Shin Tae Yong yang kedaluwarsa akhir 2023 nanti, keinginan melihat Timnas Indonesia berganti pelatih haruslah disimpan rapat-rapat.
Skuad Garuda memang harus kembali memendam keinginan merengkuh gelar juara Piala AFF setelah kalah oleh Vietnam pada leg kedua semifinal di My Dinh Stadium, Hanoi, Senin (9/1/2022) malam.
Hasil itu membuat asa Indonesia sejak era 90-an sampai 2020-an untuk merengkuh supremasi tertinggi sepak bola Asia Tenggara belum juga tercapai.
Sejak Piala AFF masih bernama Piala Tiger, kemudian berubah menjadi Suzuki AFF sampai kini berganti sponsor Mitsubshi Electric, Timnas Indonesia tak kunjung bisa membawa pulang trofi.
Karena itu, faktor pelatih dan mentalitas pemain perlu diasah lagi. Pasalnya, Vietnam yang mendatangkan Park Hang Seo pada 2017 lalu, tak butuh waktu lama untuk memperbaiki kualitas sepak bola mereka dan mampu menjadi juara pada Piala AFF 2018.