Jakarta, EDITOR.ID,– Emiten PT Bersama Zatta Jaya Tbk atau elcorps mendadak mencuri perhatian publik pasar modal. Harga saham berkode ZATA itu terus terpuruk di lantai bursa dan merugikan banyak investornya. Penurunan harga saham ZATA terjadi karena pemilik mayoritas saham atau 91,2 persen mengobral atau menjual besar-besaran jutaan lembar sahamnya.
Dari penjualan tersebut sang pemilik Asep Sulaeman makin kaya raya. Pria berjuluk Sultan atau ‘Crazy rich’ di daerahnya itu meraup uang lebih dari Rp 87,8 miliar. Meskipun sahamnya lepas lebih dari 20 persen.
Meski pemiliknya menikmati keuntungan besar bernilai miliaran, namun harga sahamnya dipasar terus melorot dan membuat rugi investor.
Harga saham yang pada saat Penawaran Perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada November 2022 lalu ditawarkan Rp100 per unit, saat ini justru terpuruk jadi Rp 50 per lembar.
Pasalnya, KH Asep Sulaeman Sabanda yang dikenal sebagai “Crazy Rich” Subang akhir-akhir ini melakukan aksi jual saham emiten hijab Elzatta, PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) beberapa kali dalam waktu satu bulan ini meski dalam periode lock-up saham.
Penjualan dilakukan melalui PT Lembur Sadaya Investama (LSI). Perusahaan sekuritas ini diketahui milik Asep Sulaeman Sabanda atau dikenal sebagai Sultan Subang.
Saham ZATA juga saat ini telah anjlok hingga 45,22 persen selama 3 bulan terakhir. Saat ini saham ZATA pun diperdagangkan di level Rp 63 per lembarnya, melemah 4 poin (5,97 persen).
Lalu siapakah Asep Sulaeman di balik anjloknya saham ZATA?
Berikut profilnya.
Asep Sulaeman Sabanda selama ini dikenal sebagai pendiri dan pemimpin Pondok Pesantren Al-Ihya Subang. Di daerahnya ia dikenal dengan panggilan sultan.
Di pasar modal, nama Asep Sulaeman Sabanda sudah tak asing lagi. Sebelum menjadi pemegang saham mayoritas ZATA, orang kaya asal Subang ini sudah dikenal karena menambah kepemilikan saham di emiten pengolahan minyak kelapa PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE).
Setelah Sultan Subang ini masuk, kinerja perseroan langsung melambung tinggi. Pada laporan keuangan 30 September 2022, IPPE mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,045 miliar atau naik 205 persen dibanding 30 September 2021 yaitu sebesar Rp1,9 miliar.
Tak hanya itu, PT LSI miliknya juga tercatat sebagai pemegang saham IPPE dengan porsi 35,22 persen.
Namanya makin menarik perhatian, setelah pada awal 2022 menambah kepemilikan saham di PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS). Dari data KSEI, Asep diketahui memborong 481,65 juta saham pada tanggal 13 Januari.
Lalu, saat ini namanya kembali muncul ke publik setelah aksi jual saham nya di ZATA.