EDITOR.ID, Jakarta,- Gara-gara ditunda dan terancam bisa gagal, ajang balap Formula E yang akan digelar di Jakarta kini justru dipertanyakan masyarakat. Yang disorot bukan ajang balapannya namun duit yang sudah terlanjur dikeluarkan. Sementara hingga kini belum diketahui kapan akan digelarnya.
Konon kabarnya uang rakyat yang dipertanyakan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah uang sebesar Rp 560 Miliar. Yang digunakan untuk membayar biaya komitmen (commitment fee). Ada yang beranggapan dana ini tidak mungkin akan dikembalikan pihak Formula E.
Akibatnya aliran dana yang dipakai Pemprov DKI untuk pengeluaran ajang Formula E menjadi krisuh. DPRD DKI Jakarta mempertanyakan. Anies diminta menjelaskan
Menanggapi kisruh anggaran Formula E, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani meminta semua pihak agar tabayun dan mengklarifikasi kabar anggaran yang telah dihabiskan untuk ajang balap Formula E oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Ia berharap Anies Baswedan menjawab pertanyaan publik dengan data dan fakta. ?Jangan sampai rakyat hanya menerka-nerka, akhirnya timbul hoaks.?
“Sembari kita tabayun, saya pikir lebih bijak kalau Gubernur yang langsung klarifikasi saja. Jawab pertanyaan publik dengan data dan fakta. Jangan sampai rakyat hanya menerka-nerka, akhirnya timbul hoaks,” kata Zita Anjani dalam keterangannya di Jakarta, yang dikutip dari Antara.
Menurut politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Anies Baswedan tidak bisa hanya mengumumkan penundaan penyelenggaraan acara dan hanya memberikan informasi bahwa dana biaya komitmen (commitment fee) sebesar Rp560 miliar yang telah diberikan tidak lah hangus.
Pemprov DKI, menurut Zita, seharusnya memberikan kepastian kepada masyarakat di tengah kondisi pandemi seperti saat ini. Sebab banyak pihak yang mempertanyakan status dan jumlah anggaran yang telah dihabiskan.
“Sebab rakyat butuh kepastian angka dan statusnya bagaimana. Saya berharap Gubernur mau menjawab itu, sembari kita semua tabayun. Saya yakin Pak Anies pasti punya alasan kuat dan akan memberikan klarifikasi,” tuturnya.
Dia menyebut anggaran yang telah dikeluarkan untuk ajang Formula E seharusnya bisa dialokasikan untuk keperluan lainnya yang lebih penting seperti penanganan banjir, mempercepat pemulihan ekonomi maupun penanganan Covid-19 seperti vaksinasi.
Sebelumnya, Gilbert Simanjuntak menyebut dana yang telah dikeluarkan untuk ajang balap Formula E mencapai lebih dari Rp1,1 triliun dengan rincian biaya komitmen sebesar Rp560 miliar, perubahan lapangan Monas sebesar Rp143 miliar.
Kemudian, biaya studi kelayakan sebesar Rp5 miliar, sosialisasi sebesar Rp600 juta, dan layanan umum sebesar Rp10 miliar.
Ketiganya disebut merupakan bagian dari penyertaan modal daerah (PMD) tahun 2020 ke PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebesar Rp305 miliar.
Selain itu, Gilbert menyebutkan, masih ada biaya lain berupa bank garansi sebesar Rp430 miliar dan beberapa anggaran Formula E lain yang terdapat di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta biaya negosiasi awal ke New York.
“Beberapa anggaran Formula E juga terdapat di beberapa SKPD lain seperti Dispora, Dishub (rencana pembelian sepeda), dan Disparbud dengan jumlah yang berarti,” kata dia.
Manajer Komunikasi Jakpro Melisa Sjach mengatakan, penundaan pelaksanaan Formula E telah sesuai dengan arahan Anies karena memprioritaskan keselamatan pada masa pandemi Covid-19.
Melisa menekankan biaya komitmen sempat Anies serahkan ke pihak Formula E sebesar Rp560 miliar tidak akan hilang.
Setelah kembali menunda, Jakpro bersama Pemprov DKI beserta Dinas Pemuda dan Olahraga bakal terus memantau situasi, bekerja sama dengan “Formula E Operation” (FEO) untuk melihat kemungkinan penjadwalan ulang demi terselenggaranya Formula E di Jakarta. (tim)