SKK Migas sebagai IOGI dapat menjadi sumber data yang terpercaya bagi para calon investor untuk dapat mendorong tumbuhnya investasi di hulu migas Indonesia, serta dapat menjadi sumber dari rencana dan strategi jangka panjang untuk cadangan hidrokarbon, lifting, serta optimasi biaya operasi.
EDITOR.ID, Jakarta,- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkenalkan Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI). Ini adalah lembaga riset yang bergerak untuk mendukung industri oil dan gas di Indonesia.
Nantinya, IOGI akan bergerak sebagai lembaga resmi dari SKK Migas dalam menerbitkan data-data terbaru yang mendukung kinerja industri migas. Selain itu juga sebagai perencanaan dan strategi jangka panjang untuk cadangan hidrokarbon, lifting, serta optimasi biaya operasi.
“Kita berharap bahwa IOGI ini bisa menjadi center of excellence and knowledge untuk Indonesia upstream oil and gas,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam laporannya kepada Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar di pembukaan Gross Split Coaching di Kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (30/4/2019).
Salah satu produk atau temuan terbarunya adalah tentang pembaruan data pertama kali semenjak 36 tahun terkait industri migas.
“Setelah lebih dari 36 tahun kita untuk pertama kalinya kita mengeluarkan update dari total discover seluruh lapangan migas Indonesia,” paparnya.
Pada tahun 1979 GES Nayoan dan Atik Sunari menemukan potensi baru migas Indonesia sebesar 50 BBOE (Billion Barrel Equivalent). Kemudian pada tahun 1985 diperbarui lagi sebesar 83 BBOE dari 60 cekungan barel di Indonesia.
Saat ini, Indonesia memiliki total discover lapangan migas sebesar 113 BBOE dari 19 cekungan, dan lebih dari 818 lapangan, serta 126 proven plays.
Nantinya, IOGI diharapkan dapaf berkontribusi secara konkrit bukan hanya melalui analisa yet to find, tetapi juga melalui Yearly Indonesia Upstream Oil and Gas Outlook, publikasi berkala setiap semester, focus group discussion, dan benchmarking tools yang dapat diberikan kepada investor-investor atau pemangku kepentingan di industri migas.
Sebagai sebuah institusi yang mengelola dan mengawasi kegiatan industri hulu minyak dan gas bumi (migas), publik tidak mengetahui bahwa SKK Migas juga menghasilkan product knowledge secara mandiri.
Ketidaktahuan tersebut mendorong para calon investor untuk mencari data hulu migas Indonesia kepada konsultan independen. Sayangnya, data yang mereka miliki belum tentu valid dan terkini.