“Intervensinya seperti apa? Kita lihat kan tadi sudah dijelaskan semua. Alat buktinya ada. Saksi-saksinya ada,” ucap Habiburokhman.
Keluarga Tetap Bersikukuh Adanya Intimidasi Yang Dilakukan Rombongan Kapolrestabes Semarang
Namun keluarga Gamma tetap bersikukuh adanya intimidasi yang dilakukan rombongan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar.
Paman Gamma, Agung menyatakan bahwa intimidasi atau yang mereka sebut sebagai intervensi itu benar-benar terjadi. Kejadian itu berlangsung Senin (25/11/2024) atau sehari pasca-tewasnya Gamma.
Pernyataan itu sekaligus mengkritik perkataan Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang menyimpulkan tak adanya intimidasi hanya berdasarkan keterangan polisi tanpa mengonfrontasi keterangan keluarga Gamma.
Agung bercerita, saat itu Kapolrestabes bersama rombongan mendatangi rumah Gamma di wilayah Semarang Barat untuk menyampaikan belasungkawa.
Dari rombongan itu, ada empat orang yang berbicara kepada keluarga Gamma. Yakni Kapolrestabes, Kasat Narkoba, Kasat Reskrim, dan seorang yang kelak diketahui sebagai seorang wartawan.
Keluarga Tolak Diminta Buat Video Pernyataan Ikhlaskan Kematian Gamma
Di hadapan pihak keluarga, wartawan dan Kapolrestabes memintanya untuk membuat video pernyataan bahwa keluarga Gamma mengikhlaskan kematian Gamma dan tidak akan memperbesar kasus penembakan.
Awalnya, permintaan membuat video pernyataan diutarakan wartawan tersebut.
“Orang itu bilang ke saya ‘Pak biar beritanya tidak menyebar ke mana-mana sebaiknya dari keluarga korban, membuat video pernyataan bahwa keluarga Gamma sudah mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan membesar-besarkan masalah ini’,” kata Agung saat jumpa pers di salah satu rumah tetangga Gamma di Kota Semarang, Selasa (3/12/2024).
Selain itu, Agung menyampaikan, pihak keluarga juga diminta untuk menyerahkan masalah hukum kasus tersebut kepada pihak Polrestabes Semarang. Agung mengatakan, Kombes Irwan menimpali sembari mengulangi permintaan salah satu wartawan tersebut.
Namun, keluarga menolak permintaan yang disampaikan wartawan tersebut. Mereka tak terima Gamma disebut gangster dan harus menutup kasus itu dengan ikhlas.
“Tetap saya (bilang) saya nggak mau saya, terus Pak Kapolres juga bilang ‘nggak apa-apa, Pak, nanti Bapak memberi pernyataan seperti ini aja’. Terus Pak Kapolres dia mengulangi itu (menyuruh) bikin bahwa ini keluarga Gamma mengikhlaskan kejadian ini dan tidak akan memperbesar masalah ini,” jelas Agung.
Untuk kedua kalinya, Agung menegaskan menolak permintaan tersebut.