EDITOR.ID, Jakarta, – Dai kondang Abdullah Gymnastiar atau akrab dipanggil Aa Gym positif COVID-19. Saat ini kondisinya dikabarkan baik meski mengalami gejala ringan.
Lewat rekaman video yang ia bagikan, Aa Gym mengaku awalnya diduga mengalami gejala kelelahan. Namun setelah swab Polymerase Chain Reaction (PCR), ia dinyatakan positif COVID-19.
“Siapa yang pernah dekat sama Aa ada baiknya di swab juga walaupun katanya ini baru kenanya,” kata Aa Gym seperti dikutip dari kanal Youtube Aagym Official, Selasa (29/12).
Kapan dan siapa saja yang harus tes swab?
Dalam panduan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, disebutkan bahwa apabila menemukan kasus konfirmasi maka dilakukan penelusuran kontak atau tracing. Adapun kriteria kontak erat adalah sebagai berikut:
- Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
- Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
- Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
Pada kasus konfirmasi yang tidak bergejala (asimptomatik), untuk menemukan kontak erat, periode kontak dihitung dari 2 hari sebelum dan 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen kasus konfirmasi.
Kapan kontak erat harus diperiksa?
Kontak erat akan dikarantina dahulu selama 14 hari. Karantina dilakukan sejak seseorang dinyatakan sebagai kontak erat sejak kontak terakhir dengan dengan kasus probable atau konfirmasi COVID-19
Jika setelah dilakukan karantina selama 14 hari tidak muncul gejala, maka pemantauan dapat dihentikan. Akan tetapi jika selama pemantauan, kontak erat muncul gejala maka harus segera diisolasi dan diperiksa swab (RT-PCR). (Tim)