Mengingat, PKB menjadi partai politik (parpol) koalisi pemerintah sejak pemerintahan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun Presiden Joko Widodo. “Kalau seandainya kalah, mau enggak jadi oposisi yang kritis, konstruktif?” kata Charles.
“Oposisi itu pekerjaan mulia, oposisi itu orang mulia yang harus ada untuk mengontrol, meluruskan jalan supaya tidak salah,” ujar Muhaimin sebagaimana dilansir dari Kompas.id
Ia menuturkan, PKB tak masalah jika akhirnya harus berada di luar pemerintahan. Justru, kata Muhaimin, PKB ingin merasakan posisi itu setelah hampir 20 tahun menjadi parpol koalisi pemerintah.
“Jadi, saya tentu saja amat sangat siap menjadi oposisi karena belum pernah merasakan oposisi, ingin tahu rasanya,” kata dia.
Ia menceritakan, saat ini PKB kerap dianggap sebagai oposisi setelah bergabung dengan Koalisi Perubahan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Padahal, sebelumnya PKB sempat tergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersama Partai Gerindra. “Jadi itulah faktanya, yang perlu kita pahamkan, bahwa pada dasarnya, oposisi itu pekerjaan penting,” ujar Muhaimin. (tim)