Nama Hendro Gunawan dan Eri Cahyadi, keduanya adalah birokrat yang merupakan anak buah Risma saat ini.
Hendro Gunawan merupakan Sekretaris Kota Surabaya. Namanya digadang-gadang jadi pengganti Risma karena dianggap mengetahui seluk beluk pembangunan kota Surabaya.
Adapun Eri Cahyadi merupakan birokrat karier yang saat ini menjadi Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya. Eri dinilai sebagai aktor di balik layar atas keberhasilan Risma membangun Surabaya.
Nama lain yang muncul adalah M Sholeh yang menyatakan diri sebagai calon wali kota Surabaya dari jalur independen.
Nama lain yang juga terdengar yaitu M Machmud. Anggota DPRD Kota Surabaya tiga periode ini mempunyai modal elektoral berupa perolehan suara yang tinggi di Pileg 2019 atau mencapai 19 ribu suara untuk maju di Pilkada Surabaya 2020.
Nama lain yang muncul dalam bursa calon wali kota Surabaya adalah musisi Roy Jeconiah, Ulama muda KH Zahrul Azhar As’ad atau Gus Hans (Golkar), Irjen Pol (Pur) Machfud Arifin (Mantan Kapolda Jatim), dan Vinsensius Awey (NasDem).
Muncul juga nama Fandi Utomo yang merupakan mantan calon Wali Kota Surabaya pada Pilwali Surabaya 2010 lalu dan kini menjadi anggota DPR RI Fraksi PKB.
Ada Dhimas Anugrah selaku Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kemudian Armuji (Ketua DPRD Kota Surabaya).
Selain itu ada juga politisi muda Bayu Airlangga, Bupati Ponorogo Ipong Muchlisoni, Bupati Trenggalek Mohammad Nur Arifin, politisi PAN Agus Maimun, bahkan musisi kelahiran Surabaya Ahmad Dhani juga sempat masuk bursa calon wali kota pengganti.
Direktur Eksekutif Surabaya Consulting Group (SCG) Didik Prasetiyono menilai Pilkada Surabaya akan menarik melihat perkembangan nama-nama yang muncul dan telah mendeklarasikan diri untuk maju.
“Semua partai tentu ingin menang, dan pertarungan kecermatan dalam memilih calon yang dicalonkan akan menjadi kunci kemenangan dalam Pilkada Surabaya,” ujarnya.
Sejauh ini, kata dia, SCG melihat belum ada calon yang mempunyai keteguhan elektabilitas seperti yang dimiliki Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Justru ini, kata dia, menjadi sangat terbuka bagi semua calon untuk ikut meramaikan Pilkada Surabaya.
Kota Surabaya memiliki karakter kota metropolitan yang kompleks, dinamis dan heterogen. Pertumbuhan pemilih rasional juga kian signifikan.
Jika figurnya belum banyak beredar dan memiliki portofolio publik tentu lebih berat dan jalannya lebih terjal. Belum lagi meyakinkan kepada partai pengusung.
“Sesungguhnya menurut saya Surabaya ini butuh calon-calon yang tidak biasa-biasa saja butuh calon calon dengan kemampuan daya kejut yang wow,” ujar Peneliti Surabaya Survey Center (SSC) ini. (tim)