Serem! Ada Kekuatan Besar Ingin Jatuhkan Jokowi, Konon Orang Itu Adalah….

ilustrasi aksi massa

EDITOR.ID, Jakarta,- Poster seruan aksi demo menolak PPKM dan pemerintahan oligarki dengan long march dari Glodok ke depan istana bertajuk “Jokowi End Game” yang beredar di media sosial masih menjadi misteri. Siapa aktor yang menyebarkan poster berbau provokasi dan hasutan tersebut bahkan hingga saat ini belum terungkap.

Meski poster ajakan tersebut batal terjadi. Namun aparat perlu mewaspadai aksi gelombang demonstrasi dalam skala kecil belakangan ini yang mulai bergulir kencang. Sebut saja aksi di Ambon, Bandung.

Aparat keamanan jangan sampai lengah dan harus bisa mengungkap siapa penyebar poster. Apa dan mengapa gelombang aksi ini muncul? Siapa di balik mereka?

Menanggapi hal itu, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menduga ada kekuatan besar di balik aksi-aksi tersebut.

“Ada dugaan di belakang aksi tersebut ada sisa-sisa Orde Baru,” kata Fernando, Sabtu (24/7/2021).

Fernando sendiri menyayangkan aksi turun ke jalan di tengah pandemi Covid-19 masih terjadi. Sebab, efeknya gelombang penularan Covid-19 baru bisa tercipta dan pandemi akan berkepanjangan.

“Sepertinya tujuan mereka untuk menjatuhkan Jokowi dan membuat rusuh. Apa, sih, mau mereka?” katanya.

Pengamat politik ini meminta seluruh elemen untuk menahan diri. Jika tidak bisa membantu pemerintah dalam menangani pandemi, setidaknya jangan menambah beban.

“Kalau ingin PPKM segera berakhir, mari bantu pemerintah,” katanya.

Seperti diketahui, Juru Bicara Menko Marives Jodi Mahardi meminta semua pihak untuk menyampaikan aspirasi secara aman dan tertib tanpa menimbulkan kerumunan massa.

Dirinya sangat menyayangkan penyaluran aspirasi yang berujung kerumunan di Bandung dan Ambon.

Sementara anggota DPR dari Fraksi PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan, pihak yang menyebarkan ajakan aksi tersebut adalah pihak yang ingin membuat masyarakat tidak lagi percaya terhadap pemerintah.

“Orang yang menyebarkan hoaks ini adalah kelompok yang tidak sabar mengikuti kalendar kontestasi demokrasi. Dalam sistem presidential, masa jabatan presiden itu dibuat tetap, dalam konteks Indonesia siklus lima tahunan,” ujar Hendrawan menanggapi terkait seruan aksi ‘Jokowi End Game pada Sabtu (24/7/2021).

Anggota Komisi XI DPR itu melanjutkan, aksi demo ini juga tidak dapat dukungan karena masyarakat mempersepsi kelompok ini hanya membuat banyak masalah di saat pandemi Covid-19. Menurutnya, dalam beberapa hari ini kondisi sudah membaik, untuk itu ia meminta jangan diperburuk lagi dengan ulah-ulah yang tidak bertanggung jawab.

“Yang rajin menyebar informasi hoaks adalah orang-orang yang ingin bikin takut masyarakat, sehingga kepercayaan kepada pemerintah menurun. Jadi, upaya melakukan delegitimasi. Beruntung masyarakat semakin melek politik. Tidak mudah menelan pemutarbalikkan fakta,” ujarnya.

Sebelumnya diketahui, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memastikan ojek berbasis aplikasi atau ojek daring dan seluruh organisasi kemasyarakatan (ormas) tidak ikut serta berunjuk rasa terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Pengemudi ojek daring dan ormas tidak turun ke jalan karena mematuhi ketentuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Jakarta.

“Beberapa organisasi seperti ojol (ojek online) dan organisasi yang lain mengatakan tidak ikut karena mereka sadar bahwa Jakarta ini tinggi angka Covid-19,” kata Yusri di Jakarta, Sabtu (24/7).

Walau belum menemukan massa yang turun menggelar aksi, Yusri memastikan petugas kepolisian tetap melakukan penjagaan di beberapa titik.

“Jadi banyak berikan hoaks yang beredar tapi kami tetap antisipasi. Pengamanan penyekatan masih berjalan pengamanan di titik-titik yang dianggap ini sudah kira siapkan,” kata Yusri. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: