Oleh : Edi Winarto
Wartawan EDITOR.ID
Jakarta, EDITOR.ID,- Senyum dan ekspresi sumringah terpancar dari wajah Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Proyek Tangguh Train 3 di Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat pada Jumat 24 Nopember 2024 silam.
Aura rasa kepuasan Presiden terbaca dari mimik wajahnya. Presiden puas dengan capaian nyata Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas dibawah kepemimpinan Dwi Soetjipto.
Proyek Tangguh Train 3 akan menjadi industri penghasil gas terbesar di Indonesia yang akan memasok kebutuhan energi gas di tanah air dan internasional.
Tak sampai disitu, Presiden juga melakukan groundbreaking pengembangan 3 (tiga) proyek lain di Papua Barat yang merupakan bagian dari proyek hulu migas dan turunannya, Proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) Ubadari, Asap Kido Merah dan Blue Ammonia.
“Puji dan syukur, alhamdulillah hari ini kita akan meresmikan Proyek Tangguh Train 3, penghasil gas bumi terbesar di Indonesia dan juga kita akan groundbreaking proyek Ubadari CCUS dan proyek hilirisasi Blue Ammonia dan proyek lapangan migas Asap Kido Merah,” ujar Presiden Jokowi mengawali sambutannya.
Selain Presiden, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjadi saksi atas dimulainya proyek gas dengan investasi senilai USD 4,83 miliar atau setara Rp72,45 triliun rupiah. Termasuk sejumlah pejabat negara diantaranya Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia; Pj.Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere; Bupati Bintuni Petrus Kasihiw; Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto; BP EVP Gas & Low Carbon Energy Anja Isabel Dotzenrath dan BP Regional President Asia Pasifik Kathy Wu.
Proyek ini akan meningkatkan kapasitas produksi tahunan Tangguh LNG menjadi 11,4 juta ton per tahunnya dan berkontribusi signifikan untuk mendukung target produksi gas 12 standar kaki kubik per hari pada tahun 2030.
Proyek ini akan menjadi legasi terbesar di 10 tahun era kepemimpinan Presiden Jokowi dalam menyiapkan program kemandirian energi nasional dan dukungannya yang kuat pada program transisi energi menuju Net Zero Emission (NZE) tahun 2060.
Dan SKK Migas lah otak dibalik berbagai proyek raksasa untuk memasok energi baik gas maupun minyak.
SKK Migas cukup sat set dan inovatif selama dipegang Dwi Soetjipto. Dan kerja Dwi Soetjipto diapresiasi Presiden Jokowi. “Saya senang, proyek ini menyerap banyak tenaga kerja. Saat ini, 70 persen tenaga operasional Tangguh adalah pekerja dari Provinsi Papua Barat dan Papua,” ujar Jokowi.