EDITOR.ID, Pandeglang,- Sudah saatnya Aparat Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil ditertibkan dalam menggunakan anggaran rakyat di APBD. Pasalnya, banyak oknum ASN memanfaatkan jabatannya untuk menghambur-hamburkan uang negara hanya untuk kepentingannya sendiri. Aji mumpung memanfaatkan jabatan dan kekuasaan.
Salah satu contohnya di Kabupaten Pandeglang, Banten ini. Seorang ASN yang kebetulan menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) menganggarkan pembelian Kendaraan Dinas (Randis) jenis All New Fortuner. Harganya lumayan wow, Rp 550 juta atau hampir setengah miliar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Pandeglang bernama Pery Hasanudin itu membeli mobil dinas senilai Rp550 juta ini untuk mobil dinas pribadinya.
Sontak kebijakan Sekda ini menuai kecaman. Sejumlah aktivis menyindir kebijakan pembelian Randis itu lebih mementingkan fasilitas dibandingkan memikirkan persoalan mendasar di Kabupaten Pandeglang yang sampai saat ini belum terselesaikan. Misalnya seperti masih banyaknya bangunan sekolah yang masih dalam kondisi memprihatinkan.
Ketua Aliansi Independen Peduli Publik (Alipp), Uday Suhada memandang, pembelian Randis itu merupakan hal yang memalukan.
“Saya kira ini sesuatu yang sangat memalukan, karena dari sisi asas kepantasan dan kepatutan itu sama sekali tidak difikirkan oleh mereka (eksekutif dan legislatif),” kata Uday, Kamis (21/11/2019).
Menurutnya, dengan mementingkan membeli Randis jenis Fortuner untuk Sekda, membuktikan bahwa semua pihak baik legislatif maupun eksekutif semakin menutup mata dengan persoalan-persoalan yang terjadi di masyarakat Pandeglang. Terutama penggunaan anggaran APBD yang didapat dari pajak rakyat.
“Padahal di depan mata persoalan mendasar di Pandeglang begitu banyak seperti pelayanan kesehatan, infrastruktur jalan dan sarana prasarana pembangunan lainnya, jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain. Kenapa kondisi terpuruk seperti ini, malah beli mobil mewah lagi?,” tanya Uday.
“Sudah Bupatinya beli mobil Rp1,9 Miliar, Wakilnya mobil mewah, dan sekarang Sekda-nya dibeliin juga mobil mewah. Dimana beban moral mereka terhadap masyarakat Pandeglang yang masih dibawah garis kemiskinan. Pembelian Randis itu sangat di luar kepantasan dan kepatutan,” sambung Uday kesal.
Senada, mantan Ketua BEM Stisip Banten Raya, Ili Sadeli. Dia mengatakan, pembelian Randis tersebut mencerminkan pemborosan anggaran dan tak peduli terhadap kondisi Pandeglang yang penuh problematika.
“Ini jelas menghambur-hamburkan anggaran, karena dirasa tidak penting dan urgensinya dimana? Kan masih banyak mobil Pemkab yang bagus dan layak dipakai,” katanya.