Satu Keluarga Di Banten ini Ngeyel, Bongkar Makam Jenazah Covid

ilustrasi

EDITOR.ID, Serang,- Sungguh ceroboh dan tak tahu resikonya, sekelompok keluarga dan warga di Kampung Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten ini nekat dan ngeyel untuk membongkar makam jenazah pasien terkena Covid.

Keluarga itu kemudian memakamkan kembali jenazah yang telah dinyatakan terpapar Covid-19 oleh RSUD Banten.

Makam jenazah atas nama Aisah itu dibongkar keluarga untuk dimandikan, disalati, lalu dimakamkan kembali. Keluarga mengaku ragu dengan pengurusan jenazah yang dilakukan RSUD Banten.

Jenazah Asiah dimakamkan menggunakan peti layaknya pasien Covid-19. Saat peti di buka, mereka kaget tali pocong yang harusnya dilepas, masih terikat kuat.

“Tetap dimakamin di situ, cuma petinya dibuka aja. Dibuka lagi, dimandiin lagi, disholatin lagi, pihak keluarga cuma pingin sempurna. Tali pocong pun enggak dibuka,” kata Roni, suami almarhum, Sabtu (26/6/2021).

Roni mengaku istrinya masuk ke RSUD Banten dengan keluhan darah tinggi pada Kamis, 10 Juni 2021. Aisah kemudian meninggal Minggu, 20 Juni, lalu dimakamkan keesokan harinya.

Selama dirawat di RSUD Banten, ia mengaku keluarga tidak diperbolehkan menjenguk.

Berdasarkan pengakuan Roni, pihak keluarga dibantu warga nekat membongkar makam jenazah pasien Covid lalu memakam kembali jasad istrinya karena dalam surat kematiannya tidak tertulis Asiah meninggal terpapar Covid-19.

“Dia di tes covid, dokter bilang Alhamdulillah Ibu (almarhum) negatif hasilnya. Katanya enggak boleh diurusin di rumah, padahal pingin banget dibawa ke rumah. Katanya takut menular aja, padahal tesnya negatif,” terangnya.

Oleh karena itu, Roni mengaku heran jika memang istrinya negatif corona ia tak bisa menjenguk, mengurus jenazah, hingga pemakamannya pun di dalam peti mati seperti pemulasaraan Covid.

“Sakit darah tinggi. Pemakaman dari warga semua, pihak RS tanpa pengawalan, cuma supir sama saya. Kalau kena Covid, yang makamin juga bukan warga, dengan pengawalan ketat,” ujarnya.

Pihak keluarga, katanya, sadar jika ada keterangan tertulis bahwa istrinya meninggal positif Covid, maka mereka tak akan berani membongkar makam almarhum.

Sebelum membongkar kembali jenazah, pihak keluarga mengaku sudah berkomunikasi dengan Ketua RT, RW, lurah, camat, polisi, hingga puskesmas setempat. Semuanya pun memberikan izin kepada keluarga untuk melakukan pembongkaran makam.

Dikonfirmasi terpisah, pihak RSUD Banten memastikan Asiah meninggal, karena positif Covid-19. Mereka pun memiliki hasil tes usap (swab) PCR dari almarhumah.

Kemudian terkait pemakaman jenazah yang dilakukan oleh warga. Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho memastikan itu sudah aman dan sesuai prokes. Lantaran pemulasaran jenazah dilakukan di rumah sakit.

“Di-prokes kan. Itu kan di-pemulasarakan dengan peti jenazah, itu prokes. Itu sudah dipulasarakan di RS, sudah prokes. Itu kan sudah di petikan, aman,” kata Dirut RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho, saat dihubungi, Sabtu (26/6).

Danang pun memastikan Asiah meninggal dengan status positif Covid-19.

“Hasil PCR nya juga ada, positif. Terus udah di mandikan, suaminya juga ikut, di makamkan dengan prokes karena dia dari ICU,”katanya.

Dalam sertifikat kematian dari RSUD Banten bernomor 505/0212/IKFM/RSU Banten/VI/19/2021, nomor rekam medis 10.02.73, yang ditandatangani kepala instalasi forensik dan medikolegal menyatakan Asiah meninggal karena sakit. Namun, tidak tertulis jelas sakit yang di deritanya.

Dalam surat tersebut tertulis kalau Asiah meninggal pada Minggu, 20 Juni 2021 pukul 15.00 WIB. Hingga sekitar sepekan kemudian, Sabtu pagi, 26 Juni 2021, keluarga membongkar kembali makam almarhumah. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: