Jakarta, EDITOR.ID,- Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno berjanji akan tutup mulut dan tak akan lagi memperpanjang lebih jauh terkait polemik utang mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan Rp 92 Miliar pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sandi akan melupakan hal yang telah berlalu untuk masa depan lebih baik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Menurutnya, hal itu akan memperkeruh situasi dan memecah belah mereka.
“Saya sampaikan, saya sudah memutuskan tidak memperpanjang diskursus mengenai yang selama ini kita bicarakan,” ujar Sandi di Makassar, Minggu (12/2/2023).
Sandi kembali menegaskan bahwa dirinya tidak ingin memperpanjang lagi terkait isu utang piutang Anies Baswedan Rp 92 miliar pada masa Pilgub Jakarta lalu.
“Saya tidak akan memperpanjang lagi,” tegasnya sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.com.
Meramaikan isu tersebut, menurut Sandi tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat. Akan tetapi, dapat berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa menjelang pesta demokrasi 2024 mendatang.
“Karena ini berpotensi memecah belah kita sementara kontestasi demokrasi ini harus kita rawat, pertemanan harus dijaga, persahabatan harus terus kita utamakan,” jelasnya.
Sandi pun berharap agar seluruh pihak-pihak dapat menghentikan pembahasan tersebut dan lebih banyak membicarakan atau mendiskusikan gagasan tentang pembangunan bangsa yang selama ini telah berada di jalur yang tepat.
“Harapan saya ya para pihak juga menyambut kontestasi demokrasi ini diskursus tentang gagasan tentang bagaimana percepatan pembangunan yang sudah ada di rel yang tepat ini. Sehingga bisa kita percepat dengan kebijakan-kebijakan yang akurat berkaitan dengan sasaran pembangunan itu sendiri,” ungkapnya.
Sandi berharap agar seluruh pihak dapat menghentikan pembahasan tersebut dan lebih banyak membicarakan gagasan tentang bangsa.
“Sehingga akhirnya kita tidak lagi menatap masa lalu tetapi justru menatap masa depan,” paparnya.
Isu Anies Baswedan meminjam uang ke Sandiaga Uno untuk kebutuhan Pilgub 2017 sebesar Rp 92 miliar terus memanas jelang Pilpres 2024.
Isu ini merebak berawal ketika Sandi membongkar tentang adanya perjanjian antara dirinya, Anies dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Pilkada DKI Jakarta 2017.
Isi perjanjian tidak terungkap tapi malah menyeret ke isu lain yakni utang-piutang saat Anies dan Sandi maju jadi pasangan calon di Pilkada.
Waketum Partai Golkar Erwin Aksa yang terlibat dalam perjanjian keduanya mengatakan bakal calon Presiden dari Partai NasDem ini berutang ke Sandi senilai Rp50 miliar.