Di sela-sela acara, Asri Hadi juga sempat berbincang dengan para Praja IPDN Kampus Cilandak. Pertemuan ini memberikan kesempatan bagi para mahasiswa untuk berbagi pandangan dan bertanya langsung kepada para tokoh dan pembicara mengenai berbagai isu pemerintahan yang mereka pelajari.
Kehadiran Asri Hadi dan teman-temannya di simposium ini memberikan nuansa kekeluargaan dan kedekatan yang hangat, selain dari diskusi-diskusi penting mengenai pemerintahan. Ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga hubungan dan saling mendukung dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada di dunia politik dan pemerintahan.
Simposium kongres Partai Nasdem III bukan hanya sekadar forum diskusi tetapi juga sebuah pertemuan yang penuh makna, baik dari segi profesional maupun pribadi. Dengan harapan besar, para peserta dan pembicara meninggalkan acara ini dengan pemikiran baru dan tekad yang lebih kuat untuk memajukan Indonesia melalui komitmen yang lebih baik dari para kepala daerah.*
Ryaas Rasyid Paparkan Soal Etika
Dalam paparan yang penuh wawasan, Ryass Rasyid membahas topik penting mengenai “Realitas Etika Politik-Pemerintahan, Membangun Kembali Masa Depan dan Optimisme Pemerintahan Indonesia”.
Untuk itu pakar Ilmu Pemerintahan dan Otonomi Daerah ini mengajak para peserta Simposium di Partai NasDem untuk merenung kembali mengenai etika dalam politik dan pemerintahan.
Dengan gaya penyampaian yang khas, Prof. Ryaas Rasyid tidak hanya memaparkan data dan fakta tetapi juga membagikan pandangannya tentang bagaimana menciptakan masa depan pemerintahan yang lebih baik.
Pesannya jelas: untuk mengatasi masalah rendahnya komitmen kepala daerah, diperlukan sebuah pendekatan yang berbasis pada etika dan tanggung jawab yang lebih besar. Melalui pemikiran dan analisisnya, beliau berharap dapat menginspirasi para kepala daerah dan pihak-pihak terkait untuk lebih serius dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan. (***)