Rusia Janji Hentikan Serangan Jika Ukraina Bersedia Nuruti Rusia untuk ini….

presiden rusia, vladimir putin. (foto reuters)

EDITOR.ID, Kiev,- Hingga hari kesepuluh perang masih berkecamuk di wilayah negara Ukraina. Rusia kembali mengerahkan ratusan tentaranya untuk memasuki ibukota Kiev dan terus menghujani rudal fasilitas strategis di ibukota Kiev.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mulai terkepung pasukan Rusia. Zelensky berusaha meminta bantuan negara Barat. Dan bahkan Zelensky mengirim delegasi untuk bertemu delegasi Rusia dalam rangka melakukan gencatan senjata dan membahasnya di meja perundingan.

Ditengah mobilisasi pasukan dan persenjataan, Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya memberikan kesempatan kepada Ukraina. Rusia siap menghentikan invasi militernya dengan syarat Ukraina bersedia menuruti apa yang dikehendaki negeri beruang merah tersebut.

Juru bicara Rusia, Kremlin Dmitry Peskov mengungkapkan Rusia akan menghentikan aksi militernya di Ukraina dengan meminta Kyiv memenuhi empat syarat yang mereka ajukan.

Sebagaimana dilansir Reuters.com dari sebuah wawancara dengan media Reuters pada hari Senin (7/3/2022) , Peskov menyebutkan bahwa Moskow dapat segera mengakhiri perang jika syarat ini dipenuhi.

1. Ukraina setuju untuk menandatangani perjanjian netralitas yang akan melarangnya memasuki NATO.

2. Mengakui Krimea sebagai Rusia,

3. Mengakui wilayah Luhansk dan Donetsk sebagai wilayah independen.

4. Dan menghentikan semua aksi militer.

Pescov mengatakan kepada sebuah media berita Reuters bahwa negosiator kepada pihak Ukraina telah dilakukan.

“Kami benar-benar menyelesaikan demiliterisasi Ukraina, Tetapi yang utama adalah Ukraina menghentikan aksi militernya. Mereka harus menghentikan aksi militer mereka dan kemudian tidak ada yang akan menembak,” kata Peskov kepada Reuters dilansir Editor.id dari Newsweek pada Selasa (8/3).

Peskov mengatakan bahwa Rusia akan menghentikan masa invasinya jika Ukraina juga menghentikan semua aksi militernya dan tidak ada lagi yang menembak.

“Kami juga telah berbicara tentang bagaimana mereka harus mengakui bahwa Krimea adalah wilayah Rusia dan bahwa mereka perlu mengakui bahwa Donetsk dan Luhansk adalah negara merdeka. Dan hanya itu. Itu akan berhenti sebentar lagi” Lanjutnya.

Juru bicara Kremlin Pecov juga menambahkan bahwa Ukraina akan menolak setiap syarat dari Rusia.

“Mereka harus membuat amandemen konstitusi yang menurutnya Ukraina akan menolak setiap tujuan untuk memasuki blok mana pun.”

Namun hingga saat ini para pejabat Ukraina belum menanggapi tuntutan dari Peskov.

Dalam wawancara tersebut Peskov juga telah menegaskan kembali pernyataan dari Presiden Vladimir Putin bahwa invasi yang diluncurkan pada 24 Februari adalah “operasi militer khusus” untuk melucuti senjata Ukraina dan menahan para pemimpin yang diklaim sebagai neo-Nazi.

Namun negara Ukraina dan Barat mengatakan bahwa ini adalah dalih palsu yang digunakan Rusia untuk mencoba membenarkan serangan itu.

Sebelumnya pada hari Senin (7/3/2022), Kyiv telah mengecam tawaran dari Moskow untuk mengizinkan warga sipil Ukraina melarikan diri ke Rusia dan Belarusia.

Hal ini menggambarkannya seperti Rusia sebagai negara yang tidak lebih dari aksi “tidak bermoral” untuk mengeksploitasi penderitaan warga sipil.

Padahal militer Rusia mengatakan pada Senin pagi bahwa koridor kemanusiaan akan dibuka di kota Kyiv, Kharkiv, Sumy dan Mariupol, efektif mulai pukul 10 pagi waktu Moskow.

“Menggunakan penderitaan rakyat untuk membuat gambar televisi,” kata juru bicara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang dilansir pada laman Newsweek.

Hal ini diberitakan seperti Rusia sedang mencoba untuk mengeksploitasi penderitaan warga sipil untuk dijadikan berita, dan berita itu tidak benar.

“Mereka adalah warga negara Ukraina, mereka harus memiliki hak untuk mengungsi ke wilayah Ukraina,” tambah pescov kepada Reuters, dilansir pada laman Newsweek.

Badan pengungsi PBB mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 1,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak invasi dimulai.

Komisaris tinggi PBB untuk pengungsi, Filippo Grandi, menyebutnya sebagai “krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II” dalam sebuah tweet yang diposting pada Minggu (6/3/2022). (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: