Baru-baru ini boss tol, Jusuf Hamka menagih utang sebesar Rp800 miliar kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Utang Negara dari deposito milik CMNP yang dimiliki Jusuf Hamka, didepositokan di Bank Yakin Makmur (Bank Yama), hingga saat ini uang deposito tersebut tak juga bisa dicairkan hingga terjadi likuidasi pada krisis moneter 1998.
Pemerintah berdalih bahi CMNP terafiliasi dengan pemilik Bank Yama, yakni Siti Hardijanti Hastuti Soeharto alias Tutut Soeharto.
Melansir dari website CMNP, pendirian perusahaan pada 13 April 1987 — memulai beroperasi 1990.
Pada mulanya CMNP perusahaan konsorsium dari beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan perusahaan swasta nasional bergerak di bidang infrastruktur, khususnya pengadaan dan pengoperasian jalan tol serta bidang terkait lainnya.
Seiring perjalanannya waktu, semenjak berdirinya CMNP terjalinlah kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengadaan dan pengoperasian jalan tol, melalui pengerjaan proyek jalan tol ruas Cawang-Tanjung Priok (North South Link/NSL) sepanjang 19,03 kilometer (km).
Proyek terbilang prestisius tersebut dianggap sukses membuat pemerintah semakin mempercayakan pembangunan jalan tol ruas Tanjung Priok-Jembatan Tiga/Pluit (Harbour Road/HBR) sepanjang 13,93 km kepada perusahaan Jusuf Hamka.
Hingga pada 10 Januari 1995, CMNP berubah menjadi perusahaan terbuka, dengan demikian sebagian besar sahamnya dimiliki oleh publik.
CMNP kini telah memiliki empat anak usaha, yakni PT Citra Margatama Surabaya, PT Citra Waspputowa, PT Citra Persada Infrastruktur, PT Citra Marga Nusantara Propertindo dan PT Girder Indonesia.
Anak usaha itu bergerak dalam bidang usaha masih sejalan dengan bidang usaha induknya yakni CMNP.
Di Bursa Efek Indonesia, dua anak Jusuf Hamka menduduki jabatan penting di CMNP.
Putrinya yang bernama Fitria Yusuf menjabat sebagai direktur utama, sementara putranya yang bernama Feisal Hamka menduduki posisi komisaris utama di CMNP.
Pemegang saham utama CMNP adalah BNP Paribas Wealth Management Singapore Branch, dengan kepemilikan 58,95 persen saham, lalu masyarakat sebesar 41 persen.
Fitria Yusuf yang menjabat dirut juga memiliki 4,4 persen saham, sementara Feisal Hamka mengusai 4,93 persen saham CMNP. ***
