EDITOR.ID ? Bangkalan, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menghadiri peresmian Compok Sehat Gotong Royong Covid-19 yang berlokasi di Pondok Pesantren An-Nafi’iyah, Desa Kampak, Geger, Bangkalan, Rabu (11/8/2021).
Ponpes An-Nafi’iyah menjadi pelopor dalam mendirikan Compok Sehat Gotong Royong (Rumah Sehat Gotong Royong) sebagai upaya dalam meminimalisir potensi warga yang tidak mendapatkan layanan di tengah Covid-19 serta yang tidak memiliki fasilitas memadai dalam melakukan isolasi mandiri.
Membuka acara, Wagub Emil menyampaikan apresiasi kepada segenap elemen Kab. Bangkalan atas inisiatif yang telah dilakukan dalam merespon penyediaan layanan pertama bagi warga yang terpapar Covid-19.
“Saya ingin menghaturkan terimakasih kepada PCNU Bangkalan, Ponpes An-Nafi’iyah, segenap keluarga besar dan kader NU yang juga duduk sebagai Anggota DPR RI, DPRD Jatim, juga yang tersebar di berbagai instansi, serta dukungan dari instansi vertikal, TNI AL, TNI AD, Kepolisian dan tentunya Bapak Bupati. Atas inisiatif yang diambil ini, menjadi sebuah keteladanan yang baik,” terang Emil.
Orang nomor dua di Jatim tersebut pula mengatakan bahwa meskipun adanya penurunan kasus yang terjadi di Kab. Bangkalan, Compok Sehat ini akan tetap memiliki manfaat bagi masyarakat untuk mendapatkan pertolongan pertama.
“Kita belajar dari pengalaman bahwa kasus ini bisa meningkat kapan saja, dan kalaupun kasusnya tidak terlalu tinggi tetap akan bermanfaat karena masyarakat akan memilih tempat yang mereka merasa nyaman untuk mendapatkan perawatan pertama,” kata Emil.
“Ini menjadi sebuah contoh baik, ruangan dan tempat tidurnya yang menurut saya kualitasnya baik, kemudian juga ada pemisah antara yang laki-laki dan perempuan. Bahkan ada dokter yang merupakan putri dari Pengasuh Ponpes An-Nafi’iyah itu sendiri,” sambungnya.
Emil menyebut selama ini banyak masyarakat berpikir tempat isolasi seperti ini akan dianggap sebagai epicentrum Covid-19, namun dengan adanya dukungan dari Pondok Pesantren akan memberikan efek positif bagi masyarakat.
“Kalau ada ponpes yang memang memadai secara lokasi, orang tidak akan takut malah tentunya merasa bahagia mendengar bahwa ponpes bersedia untuk merawat masyarakat,” tuturnya.
“Jadi mari kita kemudian mendukung inisiatif yang baik seperti ini jangan malah kita jadi khawatir dan takut. Ini sudah ada pemisahan yang bagus antara santri yang bermukim dengan yang dirawat disini. Jadi inshaallah ini menjadi suatu contoh yang secara psikologis dampaknya luar biasa,” sambungnya.