Rebutan Tahta, Dua Kubu Bangsawan Keraton Solo Tumpahkan Darah!

Kericuhan tersebut terjadi antara kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dan Lembaga Dewan Adat (LDA), atau yang selama ini dikenal sebagai kubu Gusti Moeng (putri PB XIII).

Karena dua kubu yang bentrok itu masih ada hubungan satu saudara.

Polisi berusaha bisa melakukan mediasi antara kedua kubu. “Keraton ini semuanya adalah kerabat.”

“Artinya saudara, kalau pun memang nanti ada hal-hal yang memang kurang terjalinnya komunikasi, kami arahkan untuk masing-masing dari yang ada di Keraton ini yang mungkin untuk saling bicara disesuaikan secara kekeluargaan,” ujar Iwan dilansir dari Kompas.com, Sabtu (24/12/2022).

Rencananya, polisi akan mengakomodasi pertemuan kedua pihak yang berselisih paham di Keraton Surakarta dalam waktu dekat.

“Insya Allah nanti mungkin ke depan, Senin, Selasa atau Rabu depan, akan kami coba undang untuk mediasi gitu ya.”

“Jadi kami arahkan untuk beliau-beliau yang memang jika memang ada mungkin komunikasi yang tersumbat agar beliau bisa menyelesaikan,” ujarnya.

Meskipun mengedepankan tindakan restorative justice, Iwan menyebut tidak menutup kemungkinan tindakan hukum bakal diterapkan dalam kasus tersebut.

“Namun demikian jika memang ada hal-hal yang sekiranya itu dilaporkan kepada, kami juga tindak pidana.”

“Kita akan lanjut itu secara normatif untuk proses hukumnya,” katanya.

Dendam Lama Berebut Tahta

Bentrokan ini bukan yang pertama kalinya terjadi di lingkungan Keraton Solo.

Pertikaian ini sudah sering terjadi sejak perebutan tahta antara Hangabehi dan Tedjowulan usai Paku Buwono XII wafat pada 2004. Adanya dua kubu yang mengaku raja paling sah Keraton Solo membuat hubungan antara keluarga bangsawan ini memanas dan saling menyerang. Semua itu demi mereka bisa merebut tahta Keraton Solo. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: