Juga hadir Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua Frits Ramanday, pendeta dan pemuka agama, Wakil Bupati Lanny Jaya dan anggota Majelis Rakyat Papua (MRP).
Mediasi dilakukan untuk memberikan solusi terbaik proses pemulangan agar terhindar dari bentrok susulan antar kelompok massa, khususnya di Jayapura.
“Kemudian mereka menyampaikan penyesalan dan merasa ketakutan untuk kembali ke tempat tinggalnya,†jelas Eko.
Selain mengaku ketakutan, mereka juga menyatakan kapok dan tak mau lagi ikut aksi demo apapun.
“Massa pendemo sepakat untuk tidak mau lagi ikut-ikutan aksi massa dalam bentuk apapun,†lanjutnya.
Untuk mengangkut mereka, TNI mengerahkan 15 truk milik Kodam XVII/Cenderawasih untuk mengantar ratusan orang itu pulang ke Abepura ke Wamena.
“Selain membantu pemulangan mereka, satu orang di antaranya diserahkan ke Polres Jayapura Kota karena diduga pelaku penjarahan,†jelasnya.
Hal ini menguatkan dugaan bahwa memang benar ada provokator dan pihak-pihak tak bertanggungjawab yang memanfaatkan situasi di Papua.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, kelompok masyarakat yang melakukan aksi anarkis atau kekacauan di Papua dan Papua Barat punya hubungan dengan organisasi di luar negeri.
“Ada. Dari kelompok-kelompok ini ada hubungannya dengan network di internasional,†kata Tito di sela acara Hari Jadi Ke-71 Polwan di Jakarta, dikutip PojokSatu.id dari Antara, Minggu (1/9/2019).
Dia mengatakan, Polri tengah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menangani masalah tersebut.
Menurut dia, pihak-pihak yang diduga menggerakkan kericuhan di Papua sudah diketahui.
“Pihak-pihak yang diduga menggerakkan sudah dipetakan dan sedang didalami. Kalau misal terbukti (terlibat), akan ditindak secara hukum,†tegasnya. (tim)