Disuruh Bikin Kerusuhan Menggunakan Isu Rasisme Namun Justru Pendemo Kini Takut Mendapatkan Balasan dari Korban Kerusuhan yang Hartanya Dijarah
EDITOR.ID, Jakarta,- Tragedi kerusuhan Papua menyisakan jejak rekam memalukan. Ratusan massa pendemo yang terlibat dalam aksi yang berujung rusuh tersebut ternyata merasa ditipu oleh Koordinator Lapangannya beberapa hari lalu. Sang “korlap” memanfaatkan isu rasisme.
“Kelompok ini merasa telah ditipu oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan isu rasisme,†ungkap Kapendam XVII Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto dalam keterangan tertulisnya, Minggu (1/9/2019).
Lantaran telah ditipu koordinator aksi, ratusan warga yang berasal dari pegunungan wilayah Wamena mengaku kecewa dan tidak akan mau diajak berdemo lagi. “Massa pendemo sepakat tidak mau lagi ikut-ikutan aksi massa dalam bentuk apapun,†lanjutnya.
Eko Daryanto menyatakan, ratusan pendemo tersebut sudah tiga hari ini bersembunyi di Numbay, Distrik Jayapura Selatan, Jayapura, Papua usai kerusuhan di Jayapura lalu.
Hal itu dilakukan lantaran mereka ketakutan para korban kerusuhan bakal melakukan aksi pembalasan. Karena itu, mereka juga takut untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
Namun setelah mendapat jaminan perlindungan dari aparat, ke 298 pendemo Papua akhirnya bisa kembali ke rumahnya masing-masing di Abepura dan Wamena.
Menurut kesaksian para pendemo, mereka tidak berani pulang karena takut mendapat aksi balasan dari masyarakat yang menjadi korban aksi penjarahan, pembakaran, pelemparan maupun pengrusakan.
Pasalnya, dalam aksi lalu, mereka telah menjarah berbagai macam harta benda dan merusak bangunan milik masyarakat lainnya.
“Mereka takut mendapatkan aksi balasan dari masyarakat yang telah mengalami kehilangan atau kerusakan aset harta benda yang berharga yang telah mereka rusak atau jarah akibat ulah yang anarkis dan brutal,†jelasnya.
Eko menceritakan, awalnya sejumlah perwakilan pendemo datang menemui Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Desman Kogaya, Minggu (1/9/2019) siang waktu setempat.
Dalam komunikasi itu, mereka memohon bantuan dan meminta tolong jaminan kemanan serta diantar agar bisa kembali pulang ke rumah masing-masing di Abepura dan Wamena.
Setelah itu, Desman Kagoya langsung menghubungi Kodam XVII/Cenderawasih dan perwakilan Komnas HAM wilayah Papua sebagai mediator.
Baru pada pukul 14.30 WIT, mereka akhirnya ditemui langsung dengan Kodam XVII/Cenderawasih yang diwakili Asintel Kasdam Kolonel Inf JO. Sembiring.