Presiden menjabarkan bahwa pada kuartal III/2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia naik 5,72 persen.
Presiden juga sempat menceritakan tantangan besar yang dihadapi pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 terutama berkenaan dengan dampak yang ditimbulkan terhadap perekonomian, termasuk keputusan tidak memberlakukan karantina wilayah menyeluruh atau lockdown.
Kepala Negara mengaku akhirnya tidak memberlakukan lockdown karena berdasarkan perhitungannya kebijakan itu berpotensi menimbulkan kerusuhan dalam kurun waktu 2-3 pekan sejak diberlakukan.
“Coba saat itu misalnya kita putuskan lockdown. Hitungan saya dalam dua atau tiga minggu, rakyat sudah enggak bisa, enggak memiliki peluang yang kecil untuk mencari nafkah. Semuanya ditutup, negara tidak bisa memberikan bantuan kepada rakyat, apa yang terjadi? Rakyat pasti rusuh,” katanya.
Oleh karena itu, Presiden mengingatkan sikap waspada dan hati-hati harus tetap dipertimbangkan dalam mengambil kebijakan di masa transisi setelah pencabutan PPKM.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam laporan yang disampaikan lebih awal menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan mencapai 5,3 persen secara year on year (yoy).
“Year on year di tahun 2022 seperti tadi Pak Menko Airlangga menyampaikan 5,3 (persen), kalau itu tercapai, saya kira sebuah prestasi yang sangat baik,” ujar Menteri Kooordinator Perekonomian Airlangga Hartarto.
Diantara para peserta Rakornas tampak juga para pimpinan redaksi media cetak,online dan TV yang diundang hadir untuk mengikuti acara ini.
Hadir juga alumni SMA Negeri 3 teladan Jakarta lintas angkatan seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Dr Ir Mohammad Rudy Salahuddin MEM, dan Ketua Dewan Redaksi EDITOR.ID Asri Hadi. (tim)