Terlepas dari sisi bisnisnya, Low melimpahkan dana untuk membuat Kebun Binatang Gunung Bayan.
Bangun Kebun Binatang Tampung Hewan Liar Spesies Eksotis
Dikutip dari Tatler Asia, kebun binatang tersebut dibangun untuk menampung hewan liar dengan spesies eksotis yang tergusur akibat aktivitas dekat penambangan batu baranya.
Selain memerhatikan lingkungan, ia memberikan program beasiswa ke sejumlah perguruan tinggi di Indonesia. Salah satunya adalah donasi untuk beasiswa di Universitas Indonesia dengan biaya sebesar Rp 50 miliar. Dana itu diberikan dalam bentuk Biaya Operasional Pendidikan atau disingkat BOP.
Borong dan Kuasai Saham Perusahaan di Pasar Modal Yang Hasilkan Cuan
Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), kepemilikan saham Low Tuck Kwong juga tercatat di emiten kabel PT Voksel Electric Tbk. (VOKS).
Low Tuck Kwong per 7 Desember 2022 diketahu menggenggam sebanyak 329.331.640 lembar saham VOKS. Jumlah itu setara dengan 7,93 persen porsi kepemilikan saham di VOKS.
Ia juga tercatat mengempit saham jasa tambang batu bara PT Samindo Resources Tbk. (MYOH). Berdasarkan data PT KSEI, per 7 Desember 2022, saham yang dimilikinya di MYOH sebesar 14,18 persen atau sebanyak 312.776.250 lembar saham.
Sebelumnya, pada pekan lalu, kapitalisasi pasar emiten batu baranya yakni BYAN berhasil menyalip kapitalisasi pasar PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) pada penutupan perdagangan Selasa, 20 Desember 2022.
Jumlah kapitalisasi pasar BYAN melonjak jadi Rp 543 triliun, di atas kapitalisasi pasar Bank Mandiri yang senilai Rp 464 triliun. Saham pun BYAN merangsek ke posisi ketiga sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, setelah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) masing-masing dengan nilai Rp 1.047 triliun dan Rp 737 triliun.
Kenaikan posisi saham BYAN milik Low Tuck Kwong ini membuat posisi BMRI turun ke peringkat keempat sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa. (tim)