Tak hanya itu, JSI menjadi pelopor konstruksi pondasi tumpuk atau disebut pile foundation. Pada 1988, JSI mulai membuka sayapnya ke bisnis penambangan batu bara dan menjadi kontraktor tambang terkemuka.
Dari bidang kontraktor, kekayaan Low mulai bertambah, tapi sumber utama melambungnya nilai kekayaannya adalah dari tambang pertama yang dibelinya pada 1997.
Sukses Kaya Raya Setelah Bangun Bisnis Tambang Batu Bara dengan Konsep Efisiensi
Kwong mulai meraup dolar besar setelah mendirikan dan menjadi pemegang saham Bayan Resources Tbk (BYAN), sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia.
Keputusannya membeli tambang itulah yang membawanya saat ini menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia. Jumlah kekayaannya juga terpantau cukup jauh dari Hartono bersaudara.
Dikutip dari bayan.com.sg, tambang tersebut dibelinya melalui PT Gunungbayan Pratamacoal. Kini lebih dikenal dengan Bayan Resources, perusahaan yang bergerak sebagai inovator dalam industri pertambangan batu bara Indonesia.
Perusahaan ini mencari metodologi dan teknologi baru untuk menjadi produsen batu bara dengan biaya terendah di Indonesia. Selanjutnya Bayan Resource yang didirikannya tersebut IPO pada 2008.
Di bawah kepemimpinannya, perusahaan ini telah memiliki berbagai infrastruktur terkemuka melalui kepemilikan Terminal batu bara Balikpapan, Dermaga Perkasa dan Wahana, serta dua Floating Transfer Barges (KFT’s).
Fasilitas yang dimiliki Bayan Group mampu menimbun batu bara dan memuat ke kapal dengan kecepatan berkisar antara 3.000-8.000 ton per jam. Dengan demikian, mereka dapat memberikan fleksibilitas dan penghematan dalam penggunaan kapal yang digunakan secara berlebihan.
Ia juga mendorong energi terbarukan
Hingga kini, luas konsesi cadangan pertambangannya mencapai 126.293 hektare di Kalimantan Timur dan Selatan.
Masuki Bisnis Energi Terbarukan Kembangkan Kabel Bawah Laut dan Listrik
Sebagai orang terkaya di Tanah Air, Low Tuck Kwong sejatinya tak hanya sukses mengumpulkan pundi-pundi cuan dari bisnis energi fosil yang tak ramah lingkungan.
Kwong juga menjadi pengendali di perusahaan energi terbarukan di Singapura, Metis Energy yang sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources dan perusahaan sistem kabel bawah laut SEAX Global.
Ia juga memiliki kepentingan di The Farrer Park Company, Samindo Resources, dan Voksel Electric.
Lebih jauh, Kwong pun ikut mendukung utama SEAX Global untuk membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.