EDITOR.ID, Jakarta,- Uni Emirat Arab (UEA) dikabarkan memborong 80 unit jet tempur Rafale pekan kemarin. Pembelian ini cukup mengejutkan. Pasalnya pesawat supersonic ini sebenarnya sudah lama diincar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Kabarnya pemerintah Indonesia justru yang lebih ngebet ingin segera menyelesaikan kesepakatan pembelian 48 pesawat jet tempur Rafale dengan Prancis. Kedua negara juga disebut berniat melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pertahanan. Namun kedahuluan Abu Dhabi.
Hal itu dilansir dari situs berita Prancis, La Tribune, pada Jumat (4/12/2021). La Tribune yang mengutip sejumlah sumber mengabarkan negosiasi antarkedua negara berjalan baik terkait penjualan 48 Rafale ke Angkatan Udara Indonesia.
Dalam kunjungan ke Hotel de Brienne pada 21 Oktober lalu Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto, disebut kembali menyatakan ketertarikannya pada pesawat tempur buatan Dassault Aviation itu. La Tribune juga mengungkap, Indonesia ingin kesepakatan tercapai sebelum akhir tahun.
“Sementara negosiator Prancis ingin meluangkan sedikit waktu untuk menyelesaikan kesepakatan dengan cara yang cermat,” ujar sumber La Tribune.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dikabarkan tertarik untuk mendatangkan pesawat jet tempur Rafale dari Prancis, pesawat yang mempu membawa berbagai senjata ampuh. Ketertarikan Ketum Gerindra ini langsung direspon Menteri Eropa dan Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian. Pekan lalu, Jean-Yves melakukan lawatan resmi ke Indonesia pada 23 dan 24 November 2021.
Dalam lawatan kali ini, Le Drian melakukan agenda diskusi khusus dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Pertemuan itu membahas topik-topik mengenai strategi Indo-Pasifik Prancis dalam menegakkan peraturan dan hukum internasional. Namun, seorang sumber menyebut ada agenda serius yang sedang dikejar Paris kepada Prabowo.
Kepada Straits Times, sumber itu menyebut bahwa Prancis ingin mengetahui lebih jauh mengenai rencana pembelian 36 unit jet tempur Rafale yang pada Juni lalu telah ditekan dalam letter of intent. Indonesia menjadi klien baru mereka.
Indonesia sendiri sebelumnya dilaporkan ingin memboyong jet tempur buatan Prancis Ini. Hal itu sempat disampaikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan TNI AU mulai tahun ini hingga 2024 akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap. Dua di antaranya pesawat multi-role combat aircraft Dassault Rafale dan F-15 EX.
Sebagaimana diketahui, Prancis sedang mengejar penjualan jet tempur paling canggih Rafale ke banyak negara. Selama lebih dari 25 tahun keberadaannya, jet telah menghadapi tantangan dan muncul dalam berbagai variasi.
Misi ini cukup berhasil di beberapa negara, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA) yang menekan kesepakatan pembelian jet tempur buatan Prancis ini pada 3 Desember 2021 lalu. Tak tanggung-tanggung, Abu Dhabi dilaporkan membeli 80 unit jet tempur ini.
Mengutip Reuters, kesepakatan ini sendiri dilaporkan dihadiri oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron. Macron memang diketahui sedang berada di Dubai, UEA, untuk menghadiri Dubai Expo 2020
Dilansir dari France24, penjualan ini mencatat sejarah dan mengkonfirmasi kesuksesan komersial berkelanjutan dari pesawat tempur Prancis, jet mesin kembar yang dapat beroperasi baik dari darat maupun dari kapal induk.
Dilansir dari laman One India, Senin (19/10), Rafale merupakan pesawat tempur jet ganda yang dapat beroperasi dari kapal induk dan pangkalan pantai. Pesawat serbaguna itu juga mampu melakukan semua misi penerbangan tempur.
Misi-misi itu, di antaranya misi air superiority dan pertahanan udara, dukungan udara jarak dekat, serangan mendalam, pengintaian, serangan antikapal, dan pencegahan nuklir. Rafale mulai beroperasi dengan Angkatan Laut Prancis pada 2004 lalu.
Kemudian dua tahun berselang, yakni pada 2006, pesawat tersebut mulai digunakan oleh Angkatan Udara Prancis. Sejak mulai beroperasi, sudah lebih dari 30.000 jam terbang yang sudah dilalui lewat berbagai pertempuran di negara Timur Tengah.
Ada tiga varian utama dari pesawat ini, yakni Rafale C versi kursi tunggal untuk basis darat, Rafale B versi kursi ganda untuk basis darat, dan Rafale M versi kursi tunggal untuk basis kapal induk.
Pesawat tempur ini disebut mampu membawa berbagai senjata ampuh. Rudal Meteor, yakni rudal udara-ke-udara jarak jauh buatan produsen rudal eropa, MBDA, dan rudal jelajah akan menjadi andalan paket senjata jet Rafale.
Meteor sendiri merupakan generasi berikutnya dari BVR air-to-air missile (BVRAAM) yang dirancang untuk merevolusi pertempuran udara-ke-udara. Senjata tersebut dikembangkan oleh MBDA untuk memerangi ancaman umum yang dihadapi Inggris, Jerman, Italia, Prancis, Spanyol, dan Swedia.
Bagian Kokpit Pesawat
Kokpit kaca Rafale memiliki hands-on-throttle-and-stick (HOTAS), dengan pengontrol right-handed side-stick dan left-handed throttle. Kokpit pesawat ini juga memiliki tampilan sudut pandang lebar dan avioniknya disediakan oleh Thales Avionique yang menyediakan data yang diperlukan terkait kendali pesawat dan isyarat penembakan.
Sang pilot pesawat tempur akan mendapatkan penglihatan yang dipasang di helm mereka. Di bagian kokpit ini juga terdaapat kamera dan alat perekam on-board yang merekam tampilan saat misi sedang dijalankan.
Mesin Jet Tempur
Rafale dilengkapi dengan mesin kembar M88-II yang masing-masingnya mampu menghasilkan daya dorong kering hingga 50 kN dan 75 kN dengan afterburner. Mesin M88 ini memungkinkan Rafale untuk melakukan penjelajahan dengan membawa empat rudal dan satu tangki drop.
Pesawat juga memiliki fasilitas untuk mengisi bahan bakar antarteman yang memungkinkan satu pesawat tempur untuk meminjamkan bahan bakarnya kepada yang lain saat masih dalam pertempuran.
Persenjataan Rudal
Pesawat Rafale versi Angkatan Udara diketahui dapat membawa muatan lebih dari sembilan ton dan versi Angkatan Lautnya dapat membawa muatan hingga 13 ton. Senjata-senjata tersebut berada di jangkauan Sidewinder, Apache, Harpoon, ALARM, PGM100, Magic dan Mica.
Rafale juga dapat membawa rudal antikapal, rudal dari udara-ke-udara, rudal SCALP, dan dapat menembak sasaran di darat lebih dari 300 km. Bahkan, pesawat ini dapat membidik delapan target berbeda pada saat bersamaan.
Pesawat ini juga memiliki pod senjata ganda serta meriam 30mm yang dapat menembakkan lebih dari 2.500 peluru dalam satu menit. Burung besi itu juga dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan pemandu laser untuk rudal.
Untuk Dassault, Thales (perusahaan yang memasok semua sistem kelistrikan internal Rafale), Safran (yang menyediakan mesin) dan beberapa ratus subkontraktor lainnya.
Rafale Jet Serbaguna
Dassault Rafale memang bukan sembarang jet tempur. Pesawat ini diklaim mampu sebagai proyeksi kekuatan dan penyebaran untuk misi eksternal, misi serangan dalam, dukungan udara untuk pasukan darat, misi pengintaian, serangan pelatihan pilot, dan tugas pencegahan nuklir.
Sebagaimana dilansir dari Wikipedia, Dassault Rafale adalah jet tempur serbaguna generasi ke-4.5. Jet ini bermesin dua, dan bersayap delta asal Prancis yang dibuat oleh Dassault Aviation. Rafale dirancang sebagai pesawat berpangkalan di daratan maupun di kapal induk.
Jet tempur Rafale dirancang sebagai jet mematikan dalam pertempuran udara. Ini dibuktikan dalam penerbangan: 70knot, 9g/-3.6g, sudut penyerangan maksimum 32 derajat, serta jarak take-off dan pendaratan kurang dari 400 meter.
Mampu Melakukan Penyerangan dengan Berbagai Manuver
Kedigdayaan Rafale dirancang dari konsep aerodinamis “delta-canard” yang dikombinasikan dengan sayap delta dan sebuah “foreplane” aktif yang diletakkan secara tepat di hubungan sayap untuk mengoptimalkan efisiensi dan kontrol stabilitas aerodinamis tanpa menghalangi pandangan pilot.
Lebih dari itu, bentuk dan material pesawat diseleksi secara berlanjut untuk meminimalisasi deteksi sensor elektromagnetis dan inframerah.
Rafale C adalah pesawat tempur multi-peran dengan sebuah sistem navigasi dan persenjataan terintegrasi secara penuh, memakai teknologi termutakhir dam mampu melakukan performa luar biasa pada target misi udara-ke-udara dan udara-ke-tanah/permukaan jauh di belakang garis musuh.
Rafale adalah wujud dari program standardisasi ambisius Militer Prancis untuk visi 2025-2030, yakni sebagai pengganti lima pesawat yang bertugas di Angkatan Udara Prancis dan Angkatan Laut Prancis.
Rafale dapat diperlengkapi dengan senjata nuklir. Selain untuk digunakan di negara asalnya, pesawat ini juga dijual untuk kebutuhan ekspor. (tim)