Jakarta, EDITOR.ID,- Keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahwa partainya akan mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP di Pilpres 2024 diyakini bakal memporakporandakan peta politik dan banyak mempengaruhi dan mengubah konstelasi politik.
Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Fixpoll Indonesia, Mohammad Anas pada acara Obrolan Malam Fristian bertajuk “Ganjar Pranowo Capres PDIP 2024” yang disiarkan BTV, Jumat (21/4/2023).
Konstalasi dan peta politik akan berubah dan bergeser. Terutama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang sejak awal memang diramalkan akan mengusung Ganjar Pranowo. Maka dengan sikap PDIP mengumumkan lebih awal capresnya dan menunjuk Ganjar, maka posisi KIB akan menimbulkan banyak spekulasi akan kemana arahnya.
“Hal yang perlu dipahami pengumuman di Istana Batutulis, kejutan momentum bahwa masyarakat Indonesia khususnya umat Islam yang sedang antusias menyambut Idulfitri dan sedang mudik, ternyata tiba-tiba ada situasi politik nasional yang mungkin dipantau lewat televisi, video atau radio melihat pengumuman Ganjar sebagai capres PDIP,” kata Anas.
Diakui, pengumuman Ganjar sebagai capres PDIP pada hari ini menjadi kejutan. Pertama, pengumuman ini menjadi momentum bahwa memang di awal-awal sedianya mungkin PDIP akan menunjuk calon presidennya pada Juni mendatang yang bertepatan dengan bulan Bung Karno. Namun yang menarik ternyata diumumkan Jumat siang.
“Ya hari ini bagi umat Islam adalah hari kemenangan jadi starting PDI Perjuangan momentumnya sangat tepat dan mungkin ingin membawa berkah sebagai hari kemenangan Idulfitri bagi umat Islam,” ungkap dia.
Kejutan kedua adalah kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. Kehadiran Jokowi ini akan mengubur persepsi publik bahwa ada perbedaan selera figur antara Jokowi dan Megawati.
“Kalau kita lihat di rapat terbuka yang diperluas tadi, di Istana Bogor ada foto Megawati, Bung Karno dan Pak Jokowi temanya solid bergerak untuk Indonesia Raya dan hal ini mengubur persepsi bahwa ada perbedaan selera itu. Artinya bahwa Megawati dan Jokowi satu selera dalam figur capres mendatang,” ucap Anas. (tim)