EDITOR.ID, JAKARTA- Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Puan Maharani mengatakan tak ada istilah bintang bersinar sendiri di PDIP.
Pernyataan itu disampaikan Puan di hadapan kader DPC PDIP Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim) pada Rabu (15/6).
Menurutnya, PDIP hanya mengenal Pancasila sebagai bintang penuntun dan inti dari Pancasila adalah gotong royong.
“Bukan pribadi-pribadi sendiri. Apalagi di PDIP, tidak ada istilahnya bintang bersinar sendiri. Yang ada adalah Pancasila sebagai bintang penuntun kita,” kata Puan dalam keterangannya, Kamis (16/6).
Dalam gotong royong, lanjutnya, tidak dikenal kerja sendiri. Menurut Puan, gotong royong juga tidak mengenal maju sendiri.
“Dalam gotong royong itu yang namanya maju ya sama-sama, satu dua maju maka yang lainnya ikut dimajukan,” ujar Puan.
Ia pun meminta segenap struktur DPC PDIP Sidoarjo mengingat jadwal-jadwal tahapan penyelenggaran Pemilu 2024. Puan berkata, seluruh mesin partai harus sudah mulai bergerak sejak sekarang.
“Sudah tidak bisa tidak, mesin partai dari sekarang sudah harus panas, tidak boleh sekadar hangat-hangat lagi, sudah harus bergerak kencang,” tuturnya.
Sebagai partai pemenang pemilu, Puan menyebut, PDIP harus bisa menabuh genderang sendiri. Ia menegaskan, PDIP harus bisa mengatur ritme sendiri tanpa terpengaruh pihak lain.
“Justru yang lain yang harus mengikuti ritme kita,” ujar Puan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini juga mengingatkan, mesin partai harus bergerak secara bersama-sama. Puan mengingatkan, peserta pemilu adalah partai politik.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkapkan partainya bertekad memenangkan pemilu tiga kali berturut-turut atau hatrick pada 2024 mendatang. Dia meminta kader tidak jemawa meski lembaga survei menyatakan elektabilitas PDIP paling tinggi dibanding partai lain.
Hasto meminta kader tetap disiplin dan berpegang pada arahan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Dia juga meminta agar kader tak mudah terbawa arus.
PDIP tercatat mengantongi suara terbanyak dalam dua pemilu terakhir, masing-masing pada 2014 dan 2019. Pada 2014, partai Banteng mengantongi 23,7 juta (18,9 persen) suara di atas Golkar dan Gerindra. Dengan suara itu, PDIP mendapat 109 kursi di DPR.