Profesor Tsinghua University China Ini Jadi Calon Menteri Riset Prabowo, Jago Kecerdasan Otak Manusia

Profesor dari salah satu kampus ternama dan top di China ini pun disebut bakal menjadi anggota di kabinet Prabowo. Stella Christie lulusan dari Northwestern University, Ph.D., 2010. Kemudian lulus dari Harvard University, B.A. Magna Cum Laude with Highest Honor, 2004, Tsinghua University Child.

Stella Christie

Jakarta, EDITOR.ID,- Tak banyak yang tahu jika Presiden terpilih Prabowo Subianto menggandeng seorang ilmuwan besar dari Tsinghua University China masuk dalam jajaran kabinetnya. Dia adalah Stella Christie yang merupakan profesor di Tsinghua University China. Konon lulusan Harvard University dengan predikat magna cumlaude alias tertinggi itu akan diberikan posisi oleh Prabowo sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Riset).

Profesor dari salah satu kampus ternama dan top di China ini pun disebut bakal menjadi anggota di kabinet Prabowo. Stella Christie lulusan dari Northwestern University, Ph.D., 2010. Kemudian lulus dari Harvard University, B.A. Magna Cum Laude with Highest Honor, 2004, Tsinghua University Child.

Prof Stella Christie adalah satu dari sekian banyak Kabinet Prabowo-Gibran yang berlatar belakangan profesional dan teknokrat atau zaken kabinet. Prof Stella adalah ilmuwan yang sangat jago dan mumpuni dalam bidang membangun kecerdasan otak manusia.

Kepada wartawan, Stella menuturkan secara jelas profil singkatnya.

“Saya orang Indonesia asli, saya menyelesaikan gelar S1 dari Harvard University, S2 dan S3 dari Northwestern University. Dan saya sudah menjadi Guru Besar di Swarthmore Colleges, itu nomor 3 universitas paling baik di Amerika Serikat, dan sekarang menjabat Guru Besar Tsinghua University,” kata Stella sebagaimana dikutip dari detikNews, Rabu (16/10/2024).

Kiprah Stella sebagai Akademisi

Tak cuma sebagai profesor di Tsinghua University, Stella juga merupakan Ketua Riset di Laboratorium Otak dan Kecerdasan kampus tersebut. Stella diketahui telah memulai kariernya sebagai periset di kampus luar negeri sejak tahun 2010.

Mengutip laman Tsinghua University, pada tahun 2010-2012 ia menjadi peneliti pascadoktoral di The University of British Columbia. Kemudian, pada tahun 2015-2016 Stella bertandang ke Stanford University sebagai peneliti tamu.

Tak berhenti di sana, Stella terus melebarkan sayapnya dalam dunia penelitian. Ia pernah menjabat sebagai Associate Professor di Swarthmore College. Sebelumnya, di sana ia merupakan asisten profesor.

“Ilmuwan bukanlah (hanya) profesor linglung yang memelototi mikroskop. Lebih tepat kalau saya bilang bahwa ilmuwan adalah seseorang yang jatuh cinta pada pekerjaannya,” begitulah pendapat Stella soal profesinya seperti dikutip dari laman Indonesia Mengglobal.

Dalam melakukan banyak riset, Stella mengaku senang bisa melibatkan mahasiswanya. Mereka sekaligus menjadi penyemangat Stella sebagai peneliti.

“Tetapi untuk saya gairah pemikiran penelitian ini tidak bisa dibendung sendirian. Akan lebih memicu semangat kalau dibagi dengan murid-murid saya,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: