Dikutip dari berbagai sumber, Prananda Prabowo dengan nama lengkap Muhammad Prananda Prabowo Sura Megendra Karna Djaja, lahir 23 April 1970. Saat ini Prananda Prabowo menjabat sebagai Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Ekonomi Kreatif periode 2019–2024.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi di Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan.
Prananda adalah cucu dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno. Ia adalah putra kedua Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri dari suami pertamanya, perwira Korps Penerbang Angkatan Udara Kapten Surindro Supjarso yang wafat dalam misi penerbangan di Biak, Papua. Saat itu Mega tengah mengandung Prananda pada awal 1971.
Ia merupakan anak kedua dari pasangan itu, dan memiliki kakak Mohammad Rizki Pratama. Prananda juga memiliki seorang adik kini menjabat sebagai Ketua DPR RI, Puan Maharani dari suami Megawati, Taufiq Kiemas. Ia juga dikaruniai dua anak dari pasangannya Nancy Pradana
Prananda sudah menjadi Yatim ketika berusia 7 bulan dalam kandungan. Sosoknya dianggap sebagai titisan dari Bung Karno, selain itu perawakannya mewakili masa muda Sang Proklamator.
Oleh sejumlah kaum Marhaen, ia dianggap sebagai salah satu pewaris trah Soekarno. Bahkan, ia pernah didaulat sebagai keturunan ideologis Bung Karno yang paling tepat menggantikan Megawati Soekarnoputri.
Pemikirannya senantiasa dijiwai oleh gagasan Sang Kakek, kecintaanya pada seni mendarah daging layaknya Bung Karno.
Selama ini Mas Nanan, begitu sapaan akrabnya, merupakan konseptor utama dalam setiap pidato Sang Ibu. Dia mampu menerjemahkan ideologi nasionalisme dengan kebutuhan zaman, menjembatani gagasan kebangsaan dengan pragmatisme politik.
Mas Nanan kini menjabat selaku Ketua DPP Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital. Ia juga menduduki Kepala Ruang Pengendali dan Analisis Situasi (Situation Room) DPP PDI Perjuangan jelang pembukaan Kongres III PDIP 2010 di Bali.
Sebagai Kepala Situation Room, Prananda diberikan amanat untuk menyusun strategi partai dan menjaga hasil keputusan kongres partai. Ia juga memperoleh mandat untuk melaporkan segala perkembangan internal partai, baik yang ada di pilkada, pencalegan, maupun perilaku kader partai di eksekutif dan legislatif langsung kepada ketua umum partai.
Selain itu, ia juga bertugas untuk melakukan persiapan kunjungan Ketum Partai di daerah sekaligus konseptor beberapa pidato politik Megawati.
Salah satu konsep pidatonya yang dianggap cukup bisa menggambarkan cara pandangnya terhadap dunia politik adalah ketika ia menyisipkan penggalan nasihat dari Kitab Bhagawad Gita, “karmanye vadhikaraste ma phaleshu kada chana” (“kerjakan seluruh kewajibanmu dengan sungguh-sungguh tanpa menghitung untung-rugi”).