“Di sana dia tinggal satu kos dengan ayah kandung dan ibunya, namun PS tidak mengenalkan diri sebagai anak kandung ayahnya, dia mengaku sebagai keponakan. Demikian juga bapaknya mengenalkan sebagai keponakannya,” tutur Surawan.
“Demikian juga nama sudah diganti dan menggunakan nama Robi,” lanjutnya.
Kombes Surawan mengatakan, orang tua Pegi Setiawan merupakan mandor bangunan dan sering menerima pekerjaan borongan. Ia memiliki tukang atau pekerja bangunan. PS termasuk salah satu pekerjanya.
“Menurut keterangan dari teman-temannya juga di sana bahwa PS emang sering keluar kampung dalam artian dia bekerja sebagai tukang bangunan. Dia emang jarang pulang ke rumah,” kata dia
Selama pelariannya, ia mengatakan otak pelaku pembunuhan Vina dan Ekky ini pernah kembali ke Cirebon pada 2019 dan kembali ke pekerjaan. Pelaku sering mencari pekerjaan di luar Cirebon.
Pelaku yang Sudah Divonis Akhirnya Benarkan Pegi Otaknya
Awalnya ke-8 pelaku yang sudah dijatuhi vonis bersalah dan menjadi terpidana tidak berani mengungkap sosok Pegi. Padahal para pelaku tinggal di lingkungan yang sama.
“Bahwa tidak ada satu pun pelaku yang lain yang berani menerangkan bahwa PS ini orangnya. Padahal mereka tinggal di satu lingkungannya. Kenapa kesulitan kita seperti itu karena memang saksi yang berani menerangkan itu belum ada,” katanya.
Namun, setelah para pelaku yang telah divonis diajak bicara, mereka baru mau mengungkap. Keterangan mereka pun diganti.
“Akhirnya kita ajak bicara para tersangka yang sudah vonis, akhirnya diganti, mereka menerangkan PS ini adalah orangnya,” ujar Surawan.
Kesaksian para pelaku inilah yang membuat Polda Jawa Barat makin yakin jika otak pelaku utamanya adalah Pegi Setiawan.
Sebagaimana diketahui, kasus pembunuhan Vina ini terjadi pada 2016. Sebanyak tujuh pelaku telah menjalani vonis. Sedangkan tiga pelaku lain menjadi DPO. Pegi, salah DPO sejak 8 tahun lalu, ditangkap pada 21 Mei lalu.
Saat ini Polda Jabar meyakinkan Polri dalam mengusut kasus ini hingga tuntas. Polda Jabar akan mengedepankan penggunaan metode ilmiah untuk mengungkap kasus ini.
“Kami dari Polda Jabar meyakinkan bahwa Polri akan terus melakukan penuntasan perkara ini secara profesional, bekerja secara prosedur, dan menggunakan metode ilmiah atau scientific crime investigation,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast. (tim)