Petunjuk KPK Menyergap Sang Walikota

EDITOR.ID, Jakarta,- Sebelum menyergap dan menjaring Walikota Medan Teuku Dzulmi Eldin dalam Operasi Senyap Tangkap Tangan (OTT), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendapatkan informasi bahwa akan terjadi transaksi suap (penyerahan) uang suap dari orang suruhan Walikota Medan ke kantor Dinas Pekerjaan Umum.

Mendengar informasi ini KPK langsung bergerak cepat memantau dan menyadap pergerakan orang-orang dekat Walikota. Mereka pun dibuntuti petugas KPK sejak melakukan kegiatan kemana saja. Hingga akhirnya KPK mendapatkan jawaban dari petunjuk yang didapat bahwa akan terjadi transaksi suap.

Kendaraan Staf Walikota mengarah menuju kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Medan. Dari sini tim Penindak KPK mendapatkan sinyal akan terjadi kejahatan korupsi. Mereka pun membuntuti kendaraan tersebut.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menjelaskan, sebelum menangkap mereka, tim lembaga antirasuah terlebih dahulu mendapatkan informasi adanya permintaan uang dari Dzulmi untuk menutupi ekses perjalanan dinas wali kota bersama jajaran Pemkot Medan ke Jepang.

“Diketahui wali kota membawa serta keluarganya pada perjalanan dinas tersebut,” ujar Saut dalam jumpa pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/10/2019) malam.

Menurut Saut, Syamsul yang juga ikut serta dalam perjalanan dinas ke Jepang menyanggupi dan berusaha memenuhi permintaan uang untuk menutupi ekses perjalanan dinas tersebut.

Syamsul kemudian menghubungi beberapa kepala dinas di lingkungan Pemkot Medan untuk meminta dana guna menutupi dana APBD yang sebelumnya digunakan dalam perjalanan dinas tersebut.

Kemudian pada tanggal 15 Oktober 2019, Isa bersedia memberikan uang sebesar Rp 250 juta. Uang tersebut diberikan melalui transfer sebesar Rp 200 juta dan Rp 50 juta diberikan secara tunai.

“Setelah memastikan adanya transaksi pemberian uang dari Kadis PU (Isa) ke APP, pada hari yang sama tim langsung bergerak untuk mengamankan orang-orang terkait,” kata Saut.

Kemudian, sekitar pukul 20.00 WIB tim mengejar AND, seorang ajudan, setelah mengambil uang tunai Rp 50 juta di rumah Isa.

Namun tim tidak berhasil mengamankan AND, karena kabur setelah berusaha menabrak tim yang bertugas di lapangan.

Tim kemudian bergerak ke rumah Isa dan mengamankan Isa sekitar pukul 21.30 WIB. Setelah itu, sekitar pukul 23.00 WIB tim bergerak ke sebuah rumah sakit di Kota Medan dimana Dzulmi sedang melakukan fisioterapi.

“Tim kemudian mengamankan APP yang sedang mendampingi TDE (Dzulmi) di rumah sakit,” kata Saut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: