EDITOR.ID, Surabaya, – Kasus viralnya video pesta ulang tahun Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terus menggelinding. Kali ini gubernur perempuan pertama di Jatim itu bahkan terancam pidana.
Lawyer kawakan M Sholeh mengancam bakal melaporkan Khofifah ke Polda Jatim.
“Senin siang besok (hari ini.red),? ucapnya sebagaimana dilansir dari halaman facebooknya, Minggu (23/5/2021).
Menurut Sholeh saat ini sedang musim pandemi Covid-19, di mana pemerintah sedang menggalakkan supaya orang lebih banyak di rumah.
?Open house, halal bi halal ditiadakan pasca lebaran. Tetapi kenapa Gubernur justru menggelar pesta ulang tahun,? sindirnya.
Dia meragukan jika acara pesta ulang tahun itu adalah sebuah surprise.
?Jadi pertanyaannya kalau spontanitas kok ada makan-makan, kok ada balon-balonnya. Berarti sudah direncanakan, apalagi mengundang artis ibu kota masa itu dadakan,? ungkapnya.
Bagi Sholeh kasus ini menjadi sebuah keanehan. ?Pejabat siapa pun harus menjadi contoh ketika orang dilarang jualan. Kalau jualan harus dibawa pulang, tidak boleh melayani makan di lokasi. Ini malah menggelar prasmanan,? sambungnya.
Sholeh pun kemudian mengaca pada kasus Habib Rizieq yang menimbulkan kerumunan. Sehingga dia diproses hukum saat ini dan sedang menjalani persidangan.
?Maka menurut saya hukum itu harus adil. Semua warga negara harus diperlakukan sama, tidak lihat gubernur. Polisi harus mengusut kasus itu,? tegasnya.
Sholeh bahkan meminta polisi memproses adanya dugaan kerumunan pada pesta tersebut tanpa ada laporan.
?Kalau memang polisi tidak menindaklanjuti saya akan membuat laporan. Bukan saya soal benci dengan gubernur tidak,? tandasnya.
Sholeh ingin agar pemimpin yang antara ucapan dan perbuatan tidak sama ini harus ada proses hukum.
?Yang lebih penting dalam kasus ini sudah beberapa kali ada kasus pejabat, ada Wali kota Malang menggelar pesta dikritik habis. Juga ada gubernur di daerah Nusa Tenggara sana dia berenang bersama juga jadi kritikan,? tambahnya.
?Kalau ada acara disiapin, ada acara prasmanan, ada artisnya jangan ngomong soal spontanitas. Jawaban seperti itu menyakitkan bagi masyarakat yang tiada lain yang harus dipasang adalah harus mundur supaya kasus seperti ini tidak terulang,? tegas Sholeh. (Tim)