EDITOR.ID, Jakarta,- Kabar miring seolah PT Pertamina (Persero) akan menjual asetnya kepada pihak asing ternyata hanya opini dan kesalahan persepsi yang sengaja dimunculkan. Yang benar, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang Migas ini hanya ingin menjalin mitra bisnis dengan pemodal (investor) untuk mengelola secara bersama sejumlah blok Migas. Jadi tidak ada niat untuk melepas aset Pertamina kepada pihak luar.
Demikian dipaparkan Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar meluruskan kabar pelepasan aset hulu minyak dan gas (migas) dan kilang PT Pertamina (Persero) yang tercantum dalam surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Arcandra pun menegaskan, pelepasan aset yang dimaksud tidak bisa diartikan dengan menjual aset ke asing. Pasalnya, Pertamina hanya mencari mitra untuk memodali proyek yang sedang digarap dan bukan menjual aset.
“Enggak jual aset ke asing. Cara kalau dapatkan investasi pinjam, joint venture. Aset enggak diapa-apain, tapi Pertamina juga setor equity,” ujar Arcandra di Jakarta, Minggu (21/7/2018).
Arcandra mengatakan, dalam sebuah proyek perlu menggandeng mitra, dengan tujuan untuk meringankan beban modal keuangan untuk menggarap proyek tersebut.
Hal ini terkait dengan pembangunan proyek kilang. Dalam surat Rini, pada poin Spin-Off Unit Bisnis RU IV Cilacap dan Unit Bisnis RU V Balikpapan ke anak perusahaan dan potensi farm-in mitra di anak perusahaan tersebut yang sejalan dengan rencana Refinery Development Master Plan (RDMP).
“Sebuah joint venture itu konsepnya saya mau kembangkan teknologi handphone (HP). Untuk pengembangan butuh dana yang besar. Jadi misalnya saat ini teknologi masih i7 nanti akan dikembangkan menjadi i20, berapa dananya? Nah, di sini investor masuk setor dana untuk bikin i20. Saya setor apa? kan joint venture, tanah saya disetorkan di-value-kan dulu, itu yang dinamakan spin off ini jadi ke sini, ada value share secara bussines to bussines,” tutur Archandra.
Archandra kembali menjelaskan terkait kabar pelepasan aset hulu. Dia mengungkapkan Pertamina dihalalkan mencari mitra untuk menggarap blok migas yang dikelola. Hal ini untuk meringankan beban investasi dan risiko dalam melakukan pencarian migas.
“Itu pemerintah berikan misalnya Blok Mahakam 100 persen, di situ dibilang Pertamina boleh cari partner. Tapi untuk masuk itu bayar enggak? Bayar. Karena untuk development butuh dana. Untuk mitigasi risiko biasanya company itu bermitra,” tandasnya.
SKK Migas Dukung Pertamina Cari Mitra
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mendukung keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang menyetujui PT Pertamina (Persero) mencari investor untuk memperkuat struktur keuangan dalam mengelola blok migas.