Kiai Said Asrori menekankan pentingnya pesta demokrasi yang damai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.
Dalam konteks pemilu, ia mengajak semua pihak untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi mulai dari kampanye hingga pemilihan dengan penuh tanggung jawab.
“Marilah pesta demokrasi 2024 nanti dan seluruh prosesnya mulai dari kampanye sampai pemilihan ini semua menjaga kekondusifan negara ini,” ujarnya kepada NU Online di lantai 4 Kantor PBNU, seperti dikutip dari NU Online.
Dirinya menegaskan, pemilu bukanlah momen untuk merusak persatuan dan kesatuan negara, melainkan kesempatan untuk menunjukkan kematangan demokrasi.
Selain itu, semua pihak harus bekerja sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku.
“Jangan sampai pemilu ini justru mengganggu, merusak, menjadi penyebab persatuan dan kesatuan negara yang kita cintai ini rusak. Siapa pun yang dipilih oleh warga, marilah dipilih dengan tanggung jawab, dengan akhlak, moral yang mulia. Bagi semua tim sukses, bekerja dengan baik sesuai aturan dan undang-undang,” jelasnya.
Lebih lanjut ia berpesan, agar momentum kampanye tidak menjadi ajang saling mencaci-maki atau merendahkan pilihan yang lain.
Ia menegaskan, pemilu seharusnya menjadi momentum untuk memuji calon tanpa harus melibatkan unsur negatif.
“Boleh memuji-muji siapapun yang menjadi pilihannya, tetapi tidak harus disertai dengan mencaci maki dan menghujat atau merendahkan pilihan yang lain. Jadi silahkan seluruh warga negara menyalurkan hak politiknya dengan benar dan penuh tanggung jawab,” tegas Pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu.
Kiai Said Asrori juga mengingatkan bahwa seluruh peserta pemilu, baik calon presiden, calon wakil presiden, dan calon anggota legislatif merupakan saudara sebangsa sehingga tak perlu saling bertengkar.
“Silakan semuanya berupaya, berikhtiar, berproses untuk mencapai cita-cita keinginan yang tanpa harus mengorbankan kebersamaan, persatuan, tanpa harus membuat adat istiadat bangsa kita yang sangat mulia ini yaitu selalu menjaga kebersamaan dan kegotongroyongan rusak. Intinya masing-masing masih saudara, itu yang paling penting,” pungkasnya.