Pengiklan Kini Buru Iklan di Medsos Bikin Produk Jadi Laris Manis

Seno Pemilik Perusahaan Iklan Pelangi Idea Mandiri

EDITOR.ID, Jakarta,- Bagaimana cara ?membujuk? perusahaan agar mau beriklan ke media. Bagaimana trik dan tips dibalik rahasia kunci sukses menggaet iklan ditengah persaingan yang ketat.

Untuk membekali lulusannya mampu menjual iklan di media, Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) menghadirkan praktisi iklan yang sudah belasan tahun malang melintang di bisnis periklanan.

Dia adalah Seno, pemilik usaha PT Pelangi Idea Mandiri yang memiliki klien sejumlah perusahaan besar publik sebagai kliennya.

Acara ini dikemas dalam Webinar oleh Orientasi Keluarga Komunikasi (OKK) Program kerja HIMAKOM periode 2021/2022. Webinar ini sebagai bentuk pengabdian Mahasiswa Universitas Nasional terhadap Negeri dan Bangsa Indonesia.

Kegiatan Webinar ini bertujuan untuk membantu dan memberikan edukasi kepada mahasiswa, siswa dan umum yang konsen dengan dunia komunikasi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara seminar online atau yang disebut dengan Webinar.

Dalam Webinarnya Seno menjelaskan mengenai tren pergeseran penempatan atau placement iklan dari media masa lalu (old media) seperti media cetak, radio, televisi ke media masa depan atau digital media.

“Sekarang ini ada kecenderungan kuat dari para pengiklan telah mengalihkan media buyernya atau anggaran belanja iklannya tidak lagi ke media masa lalu seperti media cetak, media radio dan televisi umum, karena semakin hari semakin ditinggalkan penonton dan pembacanya,” papar Seno.

Para pengiklan yang cerdik sekarang ini lebih mengincar bisa endorse atau memasukkan brand produk, pesan, dan direct sellingnya melalui media sosial. Paling banyak diburu bisa masuk Tiktok dan Instagram.

Kenapa media sosial sekarang menjadi media paling diburu oleh pemasang iklan? Menurut Seno karena audiencenya tidak fiktif alias jelas.

“Kalau dilihat atau dibaca satu juta pembaca atau ditonton satu juta viewer memang benar-benar dilihat segitu banyak orang, beda dengan media massa lalu kayak koran, radio atau televisi, tidak ada data rekam jejak digital audiencenya berapa, jadi tidak bisa diukur jumlah target konsumennya,” kata Seno.

Selain itu, lanjut Seno, target calon konsumen atau masyarakat di era sekarang ini lebih suka mengakses media sosial untuk mendapatkan informasi apapun.

“Hampir sebagian besar waktu bagi publik atau masyarakat dihabiskan untuk mengakses twitter, membaca Facebook, menonton Youtube dan Tiktok, berselancar dengan google search,” paparnya.

iklan media sosial
iklan media sosial

Seno memaparkan pengalamannya dalam melayani klien pemasang iklan. “Mereka sekarang ini menyuruh saya untuk menyiapkan anggaran iklan buat placemen ke media sosial, paling laris instagram, Tik Tok dan Youtube,” kata Seno.

Karena, lanjut Seno, efektivitas untuk mempengaruhi audiencenya sangat besar sekali. “Kalau produk anda sudah viral di Tiktok atau Youtube maka akan berdampak langsung, produk anda langsung akan laris sekali, ini pengakuan klien saya yang menempatkan iklannya di media sosial,” katanya. (tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: