Anggota DPR RI itu pun mengungkit putusan Majelis Kehormatan MK (MKMK) yang mencopot jabatan Anwar Usman sebagai Ketua MK karena terbukti melanggar kode etik. “Nah tentu ini juga akan mempengaruhi tentang persepsi publik nantinya ya.
Kalau kita lihat bagaimana sebuah aturan bisa ditabrak dan kemudian terjadi penyelendupan itu,” ujar Masinton. Menurutnya, pemilu yang terjadi lima tahun sekali ini seharusnya berlangsung tanpa campur tangan kekuasaan negara.
Jubir Anies Tuding Presiden Jokowi Sutradara Drama Politik
Serangan politik yang dialamatkan untuk merendahkan integritas Jokowi juga dilancarkan dari kubu Anies Baswedan. Juru Bicara Anies Baswedan, Andi Sinulingga menyebutkan drama politik di Indonesia didalangi oleh Presiden Jokowi.
Menurut dia, hanya orang yang berkuasa yang memungkinkan menjadi sutradara dari drama politik dewasa ini.
“Jadi yang paling layak untuk jadi sutradara itu ya presiden, dan itu terbukti kan banyak buktinya itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah ini, ini bahwa Jokowi itu adalah aktor sekaligus sutradara,” ungkap dia, kepada wartawan, di Jakarta Selatan, dikutip Jumat (10/11/2023).
Dia pun menegaskan tidak mungkin seseorang yang tidak memiliki kekuasaan menjadi dalang dari drama politik Indonesia, contohnya seperti wartawan, kata dia.
“Pak Jokowi sendiri yang orkestrasi, Pak Jokowi sendiri yang mempermasalahkan jadi Pak Jokowi itu sudah terlalu sering, bilang tidak akan impor, macam-macam yang dikatakan dilakukan sebaliknya,” jelasnya.
Imbas sejumlah drama yang Jokowi ciptakan, Andi pun mengatakan kini banyak masyarakat yang tidak percaya lagi. “Dan bukti ketidakpercayaan itu adalah aktivis-aktivis PDIP sendiri, dari rumahnya sendiri dan itu disampaikan oleh tokoh-tokoh PDIP, Anda bisa cek sendiri jadi ya begitu,” tandas dia.
Drama yang dimaksud adalah kisruh yang tengah hangat diperbincangkan publik, yakni masalah keputusan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Anwar Usman yang dinilai berpihak dengan memanfaatkan jabatannya guna melenggangkan Gibran Rakabuming Raka selaku keponakan ke Pilpres 2024. (tim)