Dikenal sebagai pengusaha dan bankir andal, Mochtar ternyata memang bercita-cita menjadi bankir karena terpesona dengan gedung-gedung megah bergaya Eropa saat pergi ke sekolah. Mochtar kini merupakan pendiri sekaligus Presiden Komisaris dari Lippo Group, yang saat ini dijalankan oleh putra-putranya yaitu James dan Stephen.
Dikutip dari laman resmi Lippo Group, Mochtar Riady mulai menjajaki dunia bisnis pada umur 22 tahun, dengan membuka toko sepeda di Jakarta pada 1954. Dari sana, perjalanannya pun dimulai, hingga ia berhasil membawa Lippo Group menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Asia.
Tidak lama setelah membuka usahanya itu, Riady terjun ke dunia perbankan. Dilansir dari Asia Society dan Peoplaid, antara tahun 1960-1971, ia mengubah kondisi defisit beberapa bank di Indonesia menjadi surplus besar. Mochtar mendirikan Panin Bank dengan menggabungkan empat bank, hingga berkembang menjadi bank swasta terbesar di Indonesia.
Pada 1975, Riady pun memimpin Bank Central Asia (BCA) atas tawaran Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim. Dan pada saat kepergiannya dari sana pada 1990, aset BCA bernilai lebih dari Rp 7,5 triliun, dengan laba bersih tahunan Rp 53 miliar. Jumlah tersebut melonjak tiga kali lipat sejak pertama kali ia masuk BCA.
Pada 1992, dengan bantuan Liem, ia membentuk Lippo Bank bersama dengan Hasjim Ning. Saat krisis keuangan 1997, ketika puluhan bank lain bangkrut, Lippo Bank tidak hanya mampu bertahan tetapi juga berhasil berkembang.
Dari keberhasilannya itu, Riady pun mendirikan Lippo Group, sebuah kelompok bisnis yang tidak hanya mencakup banyak layanan keuangan tetapi juga telah melakukan diversifikasi ke properti, infrastruktur, pendidikan dan pengembangan perkotaan.
Lippo Group pun tumbuh secara eksponensial menjadi kerajaan bisnis yang luas, dengan operasi di berbagai negara. Lippo bahkan menjadi salah satu bisnis paling disegani di Asia Pasifik.
Salah satu bagiannya yaitu Lippo Karawaci, yang terkenal di Indonesia sebagai sebuah kota mandiri yang terdiri dari perumahan, distrik komersial, universitas dan rumah sakit.
Di bidang pendidikan, Riady mendirikan Sekolah Pelita Harapan dan Universitas Pelita Harapan di Indonesia. Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua atau Anggota Dewan Pembina di sejumlah institusi pendidikan tinggi, antara lain Universitas Indonesia, Universitas Xiamen di China, Fulbright College of Arts & Sciences dari University of Arkansas, dan University of Southern California, di mana Riady menjadi orang asing pertama yang menjabat sebagai wali.