Pemilu Harus Menjadi Penguat Integrasi Bangsa Bukan Untuk Pembelahan

Media dan LSM diharapkan berperan aktif dalam pengawasan demi pemilu Jurdil. Selain itu, kualitas pemilu ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pengawasan

Jawade juga menilai, kualitas Pemilu bukan ditentukan seberapa banyak pelanggaran yang berhasil ditangani Bawaslu, tapi pada seberapa intens partisipasi masyarakat terhadap pengawasan untuk sebuah pemilu bukan saja berprinsip Luber, tapi juga Jurdil.

Dikatakannya, sudah saatnya dibangun paradigma baru tentang politik uang. Dijelaskan dia, ruang lingkup money politics, hendaknya tidak saja berupa uang tapi juga barang.

”Media harus bisa menyuarakan, misalnya adanya temuan seorang kontestan yang memberikan barang mahal, tapi posisinya masih sebagai penyelengara pemerintahan. Ini bentuk pelanggaran, karena menggunakan uang rakyat dan mengusik rasa keadilan,” ujarnya.

Sukses Pemilu Adalah Tingkat Partisipasi Masyarakat

Sementara itu, dosen Undip Teuku Afrizal juga berbagi pengalaman tentang pengalamannya menjadi anggota Bawas dan KPU yang ditugaskan di Malaysia.

Menurut dia, salah satu indikator suksesnya Pemilu adalah tingkat partisipasi masyarakat. Dia menyajikan data bagaimana Indonesia tahun 2014, tingkat partisipasi 75,11 persen dan 81,69 persen pada 2019, padahal di awal reformasi tahun 1999 tingkat partisipasi 92,7 persen.

”Partisipasi politik penting bagi keberhasilan Pemilu. Legitimasi Pemilu tergantung pada partisipasi publik,” kata Teuku.

Dia menjelaskan, bagaiamana strategi meningkatkan partisipasi politik, diantaranya melakukan sosialisasi (Fisik), Memobilisasi relawan demokrasi, Melakukan Sosial control, Digitalasisi, Membangun Network dengan semua stakeholder yang terkait, Voter Education dan Awareness, dan meningkatkan minat pemilih Muda (Pemilu) yang berjumlah 56,45% dari keseluruhan pemilih.

”Mereka yang berada di generasi milenium dan Generasi Z saat ini merupakan sasaran empuk para kontestan,” tambahnya.

FGD yang juga dihadiri Staf Sekretariat KPU Jateng Datum dan Surya, dibuka oleh Sekretaris PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana. Dalam sambutannya, Setiawan mengatakan, kegiatan FGD ini sangat menarik karena akan menuntun wartawan terkait bagaimana cara memberitakan Pemilu.

Selain Jawade, FGD yang digelar PWI Jateng dengan pendanaan DIPA KPU Jateng 2023 itu juga menghadirkan dosen FISIP Undip Teuku Afrizal. Diskusi dimoderatori anggota PWI M. Chamim Rifai.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: