EDITOR.ID, Jakarta,- Pelontar granat atau GLM (grenade launcher module) dan amunisinya yang digunakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Kagoya untuk membantai Marinir di Papua akhirnya terbongkar.
Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono mengatakan dari hasil pemeriksaan sementara, KKB diduga telah merampas granat milik petugas, lalu digunakan menyerang pos yang djaga marinir.
“Informasi sementara, GLM (grenade launcher module) atau pelontar granat yang digunakan untuk menyerang diduga diambil dari Satgas Yonif 700, sedangkan amunisi GLM adalah rampasan dari Satgas Yonif 330,” kata Julius dalam siaran persnya, Senin (28/3).
TNI Angkatan Laut (AL) tak akan tinggal diam dalam kasus penyerangan ini. Kekuatan matra laut itu sedang mengusut kasus penyerangan KKB terhadap pasukan marinir yang ada di Nduga, Papua pada Sabtu (26/3/2022) lalu.
Menurut Julius, TNI AL sudah mendeteksi bahwa KKB menyerang Pos Quary Bawah dari dua arah, yakni belakang pasar dan Sungai Alguru pada pukul 17.40 WIB.
Ketika itu, anggota Satgas Mupe Yonif 3 yang berjaga di pos membalas dengan tembakan dan melakukan pengejaran terhadap KKB.
Selanjutnya, pukul 18.00 WIT Dansatgas memerintahkan dua Tim Trisula dipimpin Wadandenpursus Kapten Mar Ari Mahendra dan satu Tim Waltis dipimpin Letda Mar Pujo Pratikno berangkat mengadakan bantuan ke Pos Quary Bawah.
Akibat serangan tersebut, dua personel yakni Letda Mar Iqbal dan Pratu Mar Wilson Anderson Here meninggal dunia. Sedangkan, dua personel lainnya yakni, Serda Mar Rendi Febriansyah dan Serda Mar Ebit Erisman mengalami luka berat dan dalam kondisi kritis.
Sementara ada enam personel lainnya, yakni Serda Mar Bayu Pratama, Pratu Mar Rahmad Sulman, Prada Mar Dicky Sugara, Pratu Mar Adik Saputra A, Prada Mar La Harmin, dan Prada Mar Alif Dwi Putra mengalami luka ringan.
“Rencana evakuasi korban akan dilaksanakan secepatnya menggunakan heli ke Timika, menyesuaikan cuaca,” kata Julius.
Julius mengatakan sampai saat ini motif penyerangan masih didalami.
Sebab selama ini Pos Quary Bawah tidak memiliki permasalahan dengan masyarakat sekitar.
Bahkan, mereka aktif melakukan bakti sosial seperti menggelar mobil sehat, mobil pintar, lomba-lomba, kegiatan adat dan, kegiatan agama.
“Kehangatan hubungan yang harmonis di masyarakat Nduga saat ini terganggu dengan situasi ini,” ujar Julius. (tim)