Selain jaraknya yang dekat, Ketut mengaku ada banyak pedagang makanan di sekitar kos-kostan tersebut yang menjual makanan dengan harga terjangkau. “Makanan di sana murah dan enak,” ucap Ketut.
Mantan Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali itu mengungkapkan sama sekali tidak mengetahui pemilik kos-kosan yang ditinggalinya sejak 2020. Sebab, ia hanya berkomunikasi melalui penjaga kosan.
Ketut baru mengetahui pemiliknya adalah Rafael Alun ketika pemberitaan soal penyitaan kos-kosan yang dilakukan KPK beredar di media massa.
“Saya kan melakukan kontrak (kos) itu sama mereka kan legal, tidak ada yang salah, orang saya enggak kenal kok Rafael Alun itu siapa. Ketemu aja belum pernah. Siapa yang punya juga belum pernah. Kita baru tau setelah dikasih tahu sama penjaganya,” ucapnya.
Setelah kos-kosan itu disita, Ketut merencanakan untuk pindah tempat tinggal dan mencari kos-kosan lain yang dekat dengan kantornya. Menurutnya, para penghuni kos-kosan lainnya juga berencana demikian.
Namun, ia akan menghabisi waktu masa kontrak tinggalnya sebelum pindah dari kos-kosan tersebut.
“Sekalian habisin kontraknya, kita kan bayar. Jadi mereka-mereka ini juga sudah ancang-ancang untuk pindah sebagian, teman-teman di sana,” katanya. (tim)