Jakarta, EDITOR.ID,- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tegas langsung menolak jika Kaesang Pangarep disandingkan dengan Anies Baswedan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Sampai hari ini PDIP masih ada residu “sakit hati” dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan keluarganya.
Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta, Pantas Nainggolan menyatakan masih banyak tokoh lain yang pantas mendampingi Anies, ketimbang Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. Meski PSI saat ini punya modal politik 8 kursi di DPRD DKI Jakarta.
Meski DPD PDIP DKI Jakarta telah mengusulkan nama Anies kepada DPP PDIP untuk direkomendasikan menjadi Cagub Jakarta 2024, namun PDIP tidak ingin Kaesang Pangarep jadi pendamping Anies Baswedan.
Sekretaris DPD PDIP DKI Jakarta, Pantas Nainggolan menyatakan masih banyak tokoh lain yang pantas mendampingi Anies, ketimbang Kaesang.
Menurut Pantas, nama Kaesang tak masuk dalam daftar 10 tokoh yang direkomendasikan PDIP untuk diusung sebagai cagub maupun cawagub di Pilgub Jakarta 2024.
Lebih lanjut Pantas menegaskan keputusan ini diambil lantaran PDIP tak mau dianggap menabrak demokrasi. Ia pun mengungkit putusan Mahkamah Agung (MA) yang mengabulkan syarat batas minimal kepala daerah berusia 30 tahun.
Pantas menyebut PDIP enggan mengulangi kejadian saat kakak Kaesang, Gibran Rakabuming Raka, maju di Pilpres 2024. “Istilahnya janganlah konstitusi kita ini, undang-undangan kita ini dibuat jadi mainan,” kata Pantas.
“Enggak ada (kader PDIP yang mengusulkan Kaesang) kalau dari hasil penjaringan, enggak ada. Artinya lebih rasional.” tandasnya.
Anies Tak Cocok dengan Kaesang, Ini Alasannya
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Anies Baswedan tidak cocok jika disandingkan dengan Kaesang Pangarep. Setidaknya ada dua alasan mereka tak cocok dipasangkan dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024.
Ada dua kunci soal siapa yang bakal dipasangkan dengan Anies. Pertama, sosok tersebut harus bisa menutupi kekurangan Anies di Jakarta.
“Soal pendamping Anies kuncinya dual hal. Pertama punya elektabilitas tinggi dan mampu menutup kekurangan Anies serta bisa mengunci kemenangan,” kata Adi Prayitno sebagaimana dilansir dari detikNews, Jumat (14/6/2024).
Kedua, katanya, sosok tersebut harus mendapat persetujuan dari partai-partai yang mau mengusung Anies. Sejauh ini, baru DPW PKB DKI Jakarta yang menyatakan dukungan ke Anies. Keputusan akhir soal calon Gubernur berada di tangan pengurus pusat masing-masing partai.
“Kedua, disetujui elite partai pengusung. Apapun Anies tak bisa maju hanya dengan PKB, butuh tambahan partai lain,” ujarnya.