EDITOR.ID, Jakarta,- Dalam kamus politik tidak ada kawan dan lawan abadi. Yang ada kepentingan politik. Itulah dinamika politik yang terjadi diantara partai politik di tanah air dalam rangka mempersiapkan calon menjelang pendaftaran Pemilihan Kepala Daerah pada September 2020 mendatang.
Suasana politik sangat mencair. Perbedaan tajam ideologi antar partai politik tidak membuat partai menjadi berlawanan. Justru ketika mengatur strategi untuk menggoalkan jagonya di Pilkada partai politik yang tadinya berlawanan arah menjadi bermesraan. Bahkan mereka bisa menjadi “kawin politik” setelah saling menjajaki kesamaan kepentingan politik.
Itulah yang terjadi di dunia politik, khususnya hubungan antara PDI Perjuangan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Meski dalam beberapa isu dan kebijakan negara, kedua partai ini sering sekali berseberangan. Namun ketika menghadapi Pilkada mereka bisa menjadi mitra politik yang sangat mesra.
Tak menampik PDI Perjuangan pun bisa menjalin hubungan politik dengan PKS dalam rangka mengusung calon mereka untuk memimpin daerah. Bahkan dalam Pilkada tahun ini ada 13 calon kepala daerah yang diusung berdasarkan koalisi antara PDI Perjuangan dengan PKS.
Ada 13 daerah PDI Perjuangan menjalin “perkawinan politik” dengan PKS. Demikian disampaikan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memaparkan peta koalisi partainya dengan parpol lain pada Pilkada Serentak 2020.
“Dengan Nasdem ada 17 daerah, dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera, red) 13,” ujar Hasto dalam konferensi pers usai pengumuman pasangan calon kepala daerah PDIP gelombang IV secara daring, Jumat (28/8/2020).
Dari 270 pilkada, PDIP menggandeng Golkar untuk berkoalisi di 46 daerah. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dibandingkan koalisi PDIP dengan partai lain.
“Partai Golkar sebanyak 46 daerah, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa, red) 37,” papar Hasto.
Lebih lanjut Hasto memerinci, PDIP juga berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Pilkada 2020.
“PAN pimpinan Pak Zulhas (Zulkifli Hasan, red) dan sahabat saya Pak Eddy (Sekjen PAN Eddy Soeparno, red) itu 34,” sebutnya.
Selanjutnya secara beurutan adalah koalisi PDIP dengan Gerindra di 33 daerah, Partai Demokrat (32 daerah), Partai Pesatuan Pembangunan (19 daerah).
Hasto juga memerinci jumlah kader PDIP untuk pilkada tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota pada tahun ini.
Menurutnya, ada 131 kader PDIP yang menjadi calon bupati/wali kota.
“Calon wakil bupati dan wakil wali kota ada 97,” sambung Hasto. Adapun untuk pilkada tingkat provinsi, PDIP mengusung 2 kadernya sebagai calon gubernur. “Calon wakil gubernur ada tiga orang,” sebutnya.