EDITOR.ID, Surabaya, – Anggota DPRD Jawa Timur dari PDI Perjuangan, Deni Wicaksono, mendesak Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk segera membatalkan rencana pemberian dana sebesar Rp9 miliar kepada Yudhoyono Foundation yang bakal digunakan untuk membangun Museum dan Galeri SBY di Pacitan.
“Dana tersebut bisa dialihkan untuk penanganan pandemi COVID-19 yang lebih urgen, misalnya memastikan kelengkapan APD bagi nakes di berbagai fasilitas layanan kesehatan di pelosok Pacitan. Atau bisa digunakan untuk bantuan sembako ke warga miskin, untuk modal UMKM, untuk bantuan pindidikan dan kesehatan atau untuk hal-hal mendasar lain bagi warga Pacitan.†ujar Deni Wicaksono, Minggu (21/2/2021).
Seperti diketahui, pemberian dana APBD sebesar Rp9 miliar untuk Yudhoyono Foundation menjadi sorotan publik. Dana itu disalurkan dari Pemprov Jatim ke APBD Pacitan melalui skema bantuan keuangan khusus (BKK).
â€Saya terpilih juga dari daerah pemilihan Pacitan, dan saya mendapat banyak sekali pesan dari masyarakat Pacitan yang berharap uang rakyat Rp9 miliar lebih baik bukan untuk membangun Museum SBY oleh Yudhoyono Foundation, lembaga yang didirikan Mas Agus Harimurti Yudhoyono yang tak lain adalah anak dari Bapak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY),†ujar politisi muda alumnus Universitas Airlangga tersebut.
Deni mendesak kepada Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa utk mengalihkan dana pembangunan museum ke penanganan pandemi dan kebutuhan pokok warga.
Deni juga menyinggung upaya membandingkan bantuan pemerintah untuk membantu Museum SBY dan membantu memperbaiki infrastruktur penunjang makam Gus Dur atau. Juga ada yang membandingkan antara dana untuk makam Bung Karno dan Museum SBY. Menurut Deni, perbandingan itu tidak pas.
â€Pertama, pemerintah itu membantu memperbaiki jalan ke arah makam Gus Dur, bukan membangun makamnya. Membandingkan antara Museum SBY dan Makam Gus Dur sangat melukai hati warga NU, bukan hanya warga NU di Jatim tapi di seluruh dunia. Saya juga banyak mendapat aspirasi ini dari pengurus dan aktivis NU di dapil saya (Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Magetan, Ngawi),†ujarnnya.
Kedua, lanjut Deni, membandingkan dana perawatan dan pengembangann fasilitas di kompleks makam Bung Karno dengan Museum SBY adalah salah besar.
â€Bung Karno adalah pendiri bangsa. Kemudian, aset kompleks makam Bung Karno adalah milik negara. Ini berbeda dengan dana untuk Yudhoyono Foundation, lembaga yang didirikan Mas AHY, yang digunakan untuk membangun museum tentang Pak SBY yang tak lain adalah ayah dari Mas AHY,†jelasnya. (Tim)