“Nanti kita akan serahkan, misalnya ini jelas dari PWNU (Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama, Red) Jakarta akan melakukan proses, termasuk dalam keterlibatan LBM NU (Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama, Red) Jakarta mengenai kesalahan dan sanksi ini. Mereka sudah melanggar. Semua engagement internasional harus melalui PBNU. Ini akan dilakukan proses, termasuk Unusia yang akan melakukan sidang etik untuk itu. Begitu juga Pagar Nusa dan Fatayat NU,” tegas Gus Yahya.
Pada kesempatan itu Gus Yahya menjelaskan, lima orang tersebut sebelumnya melakukan dialog dengan berbagai pihak yang ada di Israel. Akan tetapi, pertemuan dengan presiden Israel adalah sebuah kejadian yang tidak disengaja.
Gus Yahya menerangkan hal itu setelah meminta keterangan dari mereka. “Memang mereka di sana melakukan (semacam) interfaith dialogue dengan berbagai pihak. Katanya tanpa agenda pertemuan dengan presiden Israel sebelumnya, dan itu mendadak diadakan di sana,” terang Gus Yahya.
Gus Yahya juga menyampaikan, kunjungan lima orang tersebut adalah buah dari ketidakpahaman situasi politik di Israel-Palestina. Lima orang itu dinilai ‘belum cukup umur’ sehingga keberangkatan mereka ke sana tidak menghasilkan apa-apa.
“Akibat tidak sensitifnya pihak-pihak yang mencoba melakukan pendekatan, dan ini akan banyak sekali berupaya untuk menyeret NU ke berbagai agenda politik internasional. Dan ini sudah kita pertimbangkan sejak awal. Kita menyusun satu set aturan untuk mencegah hal ini,” jelasnya.
Kiai asal Rembang, Jawa Tengah, itu juga meminta agar setiap kader dapat mewaspadai kejadian serupa. “Kepada semua kader dan warga, juga minta untuk berhati-hati dalam hal ini. Saya kira itu ya,” imbuhnya.
Gus Yahya juga menjelaskan perbedaan antara kunjungan dirinya ke Israel dengan kunjungan yang dilakukan oleh kelima orang tersebut. Dia juga membandingkannya dengan kunjungan yang pernah dilakukan oleh Ketua Umum PBNU 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Dari segi status, kunjungan Gus Dur dan Gus Yahya ke Israel memiliki kemiripan. Namun, Gus Yahya menegaskan bahwa kunjungan dirinya itu bersifat pribadi dan dia pertanggungjawabkan sendiri secara langsung ke publik.
“Saya ke Israel atas nama pribadi dan saya mempertanggungjawabkan secara pribadi. Saya waktu ke sana tidak pernah menyebut NU, kecuali Gus Dur yang saya katakan sebagai guru saya dan inspirator saya. Segala sesuatunya saya tanggung jawabkan secara pribadi,” ujar Gus Yahya.
Namun, Gus Yahya menyebut terdapat perbedaan signifikan dalam pendekatan strategis yang dilakukan oleh Gus Dur sebelum dan sesudah kunjungannya. Dia menyebut bahwa Gus Dur melakukan konsolidasi dengan para kiai sebelum berkunjung ke Israel.
Dosen kok nggak tahun konstitusi . Seharusnya dipecat saja . Kalau atau jika sidang terhadap kelima oknum m nu tsb hanya sbg alat utk klaripikasi doang dgbtidak memberikan sangsin.. percuma saja . Nahdiyin dan Aswaja tidakmoercaya lagi dg pengurus . Gitu loh