Patriotisme Yu Jian Hui Pada Pancasila Ditengah Cemooh

Tiga buku tulisannya diantaranya telah diarsipkan oleh berbagai lembaga di seluruh dunia. Perpustakaan Universitas Harvard, Perpustakaan Kongres Nasional, Perpustakaan Nasional Australia, Universitas Leiden, Universitas Melbourne, Universitas Yale, Universitas Cornell, UC-Berkeley

EDITOR.ID, Jakarta,- Indonesia boleh berbangga. Memiliki mutiara terpendam, seorang anak bangsa yang super jenius. Audrey Yu Jia Hui. Ia lulus Summa cum Laude dan Phi Beta Kappa pada usia 16 dari salah satu universitas terbaik dan tertua di Amerika, College of William and Mary di Virginia.

Namun yang kian membanggakan, gadis keturunan Tionghoa ini memiliki rasa patriotisme yang sangat luar biasa. Ia yang menghabiskan karirnya bekerja di sejumlah negara, banyak menulis soal Pancasila dan Indonesia.

“Di negara di mana nasionalisme hanya sedalam kulit, para pemimpin agama memegang banyak kekuasaan, dan banyak dari mereka (sayangnya) tidak dapat menangani kekuatan itu dengan baik,”

Kecintaan Audrey Yu Jia Hui yang lahir dengan nama Maria Audrey Lukito terhadap Pancasila itu pula yang kemudian membuat rasa patriotisme di dadanya makin membara. Tapi lagi-lagi, ia harus memendam hal itu sangat dalam.

“Saya juga jatuh cinta pada patriotisme di negara di mana patriotisme sering dianggap palsu, sebagai kepura-puraan belaka,” tulisnya dalam blog pribadinya.

Ia pun sangat menyayangkan perilaku orang Indonesia yang seperti enggan membedakan antara orang Indonesia keturunan Tionghoa, budaya Tionghoa, orang yang lahir dan besar di Tiongkok.

“Serta evolusi ideologi Marxis (misal: perbedaan antara Korea Utara dan Marxisme Cina kontemporer). Jadi saya selalu (menjadi) orang luar, tidak pernah dipahami, selalu harus berpura-pura demi kehormatan keluarga saya,” bebernya.

Dengan ‘pengasingan’ masyarakat yang diterimanya, ditambah keterpaksaan untuk selalu menyembunyikan kecintaannya kepada bangsa Indonesia dan seluruh ideologinya, ia pun memilih study-nya sebagai satu-satunya pelarian.

“Dalam kehidupan tanpa hubungan manusia yang tulus (bukan karena kurangnya upaya saya; rekan senegara saya tidak bisa memahami ide-ide saya), belajar (study) adalah satu-satunya kesenangan saya,” tulisnya.

Usai menggenggam gelar sarjana, Audrey juga memiliki keinginan yang tak biasa selayaknya gadis keturanan lainnya. Audrey ingin menjadi anggota TNI.

Sayangnya, keinginan kuat itu malah mendapatkan banyak penolakan sekaligus pelecehan ras.

“Saya menjadi beban cemoohan dan ancaman dari semua pihak (bahkan dari keluarga saya sendiri), serta pelecehan ras yang tak ada habisnya,” tuturnya sebagaimana dilansir dari Pojoksatu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Comment moderation is enabled. Your comment may take some time to appear.

%d bloggers like this: