EDITOR.ID, Bandung – Masyarakat Indonesia saat ini sudah merasa jenuh dengan janji manis partai-partai yang saat ini sedang berkuasa.
Bukan tanpa alasan, Direktur Jaringan Versi Indonesia Oki Sukirman menjelaskan, masyarakat saat ini sudah kehilangan kepercayaan terhadap partai, karena dianggap partai-partai yang saat ini bercokol di senayan hanya memikirkan kelompoknya masing-masing.
“Saya melihat hari ini masyarakat sudah sampai titik jenuh politik. Parpol yang seharusnya menjadi saluran aspirasi masyarakat, seperti tersumbat. Partai-partai lama ini hanya menyalurkan kepentingan parpol masing-masing,” katanya kepada wartawan saat ditemui di Bandung, Jumat 19 November 2021.
Oki menyampaikan bahwa, moment kejenuhan masyarakat terhadap partai-partai lawas ini sangat bisa dimanfaatkan oleh partai-partai baru. Apalagi jika partai tersebut memiliki ideologi religius nasionalis.
“Karenanya tren di tahun 2024 ke depan, masyarakat cenderung ingin penyegaran dengan munculnya partai berbasis nasionalis religius,” katanya.
Dia menilai, partai yang memiliki ideologi religius nasionalis ini akan mampu merangkul semua para pemilih, baik itu nasionalis maupun religius.
“Partai yang aspiratif harus mampu merangkul semuanya, tidak hanya pemilih nasionalis tapi juga religius. Ini penting karena sudah paket kumplit, masyarakat pemilih partai nasionalis dan religius akan merasa terakomodir dalam satu wadah,” terangnya.
Jika berbicara tentang partai Gerindra, Oki menjelaskan masyarakat sudah berfikiran akan sama saja dengan PDI P, karena melihat sepak terjang partai Gerindra tidak bisa lepas dengan partai besutan Megawati tersebut.
“Jika melihat sejarah, memang partai Gerindra ini tidak bisa lepas dengan PDI P, jadi memang kita sudah memprediksi jauh sebelum Gerindra memutuskan untuk bergabung di Kabinet Indonesia Maju. Jadi memang seperti status quo karenanya sudah terprediksi bagaimana jika berkuasa,” katanya.
Lebih jauh, Oki juga menjelaskan untuk partai yang mengusung ideologi hanya religius, seperti PKS
akan sulit berkembang. Karena pemilihnya hanya itu-itu saja. Apalagi lanjut dia seiring berjalan waktu partai-partai islam bermunculan.
PKS ini meski mendeklarasikan sebagai partai oposisi, namun sampai saat ini tidak terlihat taringnya. Kritisi-kritisi terhadap kebijakan pemerintah hampir tidak terdengar sebagai partai oposisi.
“kalau untuk PKS ini sangat sulit, pemilih partai Islam hanya sedikit, apalagi saat ini bermunculan partai baru yang berlandaskan islam seperti partai Ummat, masyumi dan sebagainya. Jadi suara partai islam akan terpecah-pecah,” katanya.