Selain itu, di Ende ula Soekarno bertemu dengan masayrakat yang beragam sehingga memperkaya pengalaman batin dalam merawat keberagaman Nusantara.
Tak terasa lebih dua jam kami mendengarkan penjelasan Peter Henri yang menarik karena banyak informasi yang menurut kami baru dan otentik, seperti peran penting seorang saudagar Tiong Hoa dan para pemain klub sandiwara tonil.
Tapi kami harus meneruskan perjalanan mengunjungi pohon Sukun tempat Bung Karno merenung, sehingga menghasilkan lima butir mutirata yang kemdian disebut Pancasila. (Bersambung)