Sidoarjo, EDITOR.ID – Kamis, 9 Februari 2023.
HARIAN KAMI – Kamis, 9 Februari 2023.
Peristiwa ajaib bikin heran Panitia Resepsi Puncak Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Gelora Delta Sidoarjo (GDS) Jawa Timur, Selasa (7/2), dibuat terheran-heran dengan peristiwa yang cukup ajaib.
Hal itu terjadi setelah acara selesai tuntas baru diketahui bahwa ada 5 dari total 9 bedug yang tersedia untuk acara inti di dalam stadion GDS, wujudnya sudah tidak ada alias hilang.
5 bedug yang telah raib itu adalah Bedug berukuran besar yang memang sudah direncanakan untuk menyemarakkan 1 Abad NU di Sidoarjo, dan ditempatkan di dalam GOR, kini hilang setelah acara usai.
“Tolong! 5 bedug besar kok iso hilang hayo piye ngene iki” ujar Wakil Sekjen PBNU, dihadapan para wartawan Rabu (8/2/2023) setelah acara selesai.
Demikian seperti disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Panitia yang juga menjabat Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Rahmat Hidayat Pulungan dalam konferensi pers di hadapan wartawan di Sidoarjo.
“Panitia sudah menempatkan sembilan bedug, anehnya, selesai acara, lima beduk itu tidak ada,” tambah Rahmat.
Sembilan bedug berukuran raksasa itu memang khusus disediakan untuk acara Puncak 1 Abad NU, dan rencananya akan dihibahkan ke sejumlah Pondok Pesantren yang ada di wilayah Jawa Timur.
“Lima bedug itu rencana akan dihibahkan ke beberapa Ponpes di Pacitan, Jombang, dan juga di Situbondo,” sambung Rahmat.
Sembilan bedug raksasa itu secara simbolik untuk pembukaan Resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU di Sidoarjo yang secara langsung dilakukan oleh Presiden Jokowi.
“Kami merasa heran, benda sebesar itu kok bisa hilang. Kami berharap kelompok yang merasa mengambil tolong dikembalikan,” lanjut Rahmat
Setelah mengklarifikasi ke Panitia Harlah 1 Abad NU: “Bedug Tidak Hilang Tapi Diamankan” ujarnya.
Dalam konpers sebelumnya menyebutkan 5 bedug hilang dari total 9 bedug akhirnya diklarifikasi kembali oleh Rahmat Hidayat Pulungan.
Informasi yang diterima Rahmat bahwa bedug yang awalnya dikira hilang ternyata tidak hilang tetapi telah diamankan.
Rahmat meminta maaf karena saat konpers dengan belasan awak media di Luminor Hotel Sidoarjo pada Rabu sore (8/2/2023) menyebutkan jika 5 dari 9 Bedug yang ada di dalam Stadion Gelora Delta Sidoarjo hilang.
“Mohon maaf sebelumnya saat konpers sore tadi ada mis komunikasi, awalnya info yang kami terima 5 bedug hilang, setelah ada laporan perkembangan malam ini ternyata bedugnya tidak hilang tapi sudah diamankan,” terang Rahmat.
Rahmat mengakui dengan banyaknya jamaah yang hadir membuat panitia kerja ekstra mengatur jalannya acara.
Rahmat mengklarifikasinya bahwa, “Telah terjadi mis-komunikasi yang tak terhindarkan, salah satunya informasi jumlah jamaah yang datang dan terkait keberadaan bedug yang dipakai saat acara pembukaan 1 Abad NU oleh Presiden Joko Widodo” jelas Rahmat.
“Awalnya diperkirakan berjumlah 1,3 juta jamaah ternyata laporan yang diterima panitia yang dihimpun dari berbagai ranting dan PCNU se Indonesia jumlah jamaah yang hadir di resepsi 1 Abad NU mencapai 4 juta lebih,” tambah Rahmat.
Wakil Sekjen PBNU itu juga menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Sidoarjo, TNI-Polri yang telah membantu kelancaran resepsi Puncak Harlah 1 Abad NU hingga acara selesai berlangsung aman dan lancar.
“Apresiasi kami dari panitia harlah 1 Abad NU untuk warga Sidoarjo yang begitu antusiasnya membantu mulai dari menyediakan makanan dan minuman gratis hingga tempat istirahat para jamaah semua merasa terlayani dengan baik,” sambung Rahmat.
Presiden Jokowi Memukul Bedug
Presiden Joko Widodo secara simbolis meluncurkan abad kedua NU dengan pemukulan bedug secara digital pada acara resepsi puncak satu abad NU di Kabupaten Sidoarjo, Selasa, 7 Februari 2023.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya berapi-api dalam pidato sambutan di Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU). Gus Yahya menatap optimis NU menjalani abad kedua.
Dalam acara Puncak resepsi 1 Abad NU digelar di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (7/2) hadir sejumlah tokoh.
Terlihat Presiden Jokowi beserta ibu negara, sejumlah menteri, mantan Wapres Jusuf Kalla dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Setelahnya, secara serentak para Banser melakukan pemukulan sembilan bedug di lapangan mengikuti intro Mars “1 Abad NU Digdaya” serta melakukan kebyar massal dengan diiringi lagu Jumberareka.
Sejarah Berdirinya NU
Dalam pidato pembentukan NU, yang kemudian menjadi “Muqaddimah Qanun Asasi NU”, KH. Hasyim Asy’ari secara tegas mengatakan bahwa, “Pendirian jam’iyyah NU adalah mutlak diperlukan untuk memperkuat basis solidaritas sesama ummat Islam guna memerangi keangkaramurkaan” ujarnya pada waktu itu.
Sebuah syair pun dikutip Hadratus Syaikh (sebutan untuk KH Hasyim Asy’ari) yang menunjukkan signifikansi sebuah Jam’iyyah, yaitu:
“… Berhimpunlah anak-anakku bila genting datang melanda Jangan bercerai berai, sendiri-sendiri. Cawan-cawan enggan pecah bila bersama. Bila bercerai, satu-satu pecah berderai…”
Tercatat dalam sejarah yang bersumber Islam ala Muhammadiyah, Al Irsyad, Persis dan NU. Ditulis oleh: M. Mukhlis Jamil, Musahadi, Choirul Anwar, Abdul Kholiq. Diterbitkan oleh: Fahmina Institute, Maret 2008. Bahwa pada tanggal 5 September 1929, para fungsionaris NU mengajukan surat permohonan legalisasi organisasi kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia.
Lima bulan kemudian, tepatnya 6 Februari 1930 permohonan tersebut dikabulkan dan NU resmi berbadan hukum.
Sejak saat itu organisasi itu terus berkembang dan menjadi ormas terbesar di negeri ini.***